Misteri di balik sabuk warna warni Jupiter ada pada interaksi atmosfer dan medan magnetiknya.
Jupiter adalah planet terbesar di Tata Surya. Tidak seperti Bumi, Jupiter tidak memiliki permukaan padat karena planet ini merupakan planet gas yang didominasi hidrogen dan helium.
Pada atmosfer Jupiter, terdapat beberapa aliran angin kencang yang mengalir dari barat ke timur, mirip di Bumi. Awan amonia pada atmosfer luar Jupiter juga dibawa dalam aliran angin tersebut yang kemudian membentuk sabuk warna warni, putih, merah, oranye, coklat, dan kuning. Sayangnya, apa yang terjadi di balik sabuk awan warna warni itu tidak diketahui.
Pengamatan terbaru Juno mengindikasikan kalau aliran angin di Jupiter itu mencapai 3000 km di bawah awan Jupiter. Aliran angin atmosferik yang dikenal sebagai jet ini memperoleh tekanan dari medan magnet Jupiter.
Di Bumi, arus aliran angin atmosferik subtropis dan kutub memperngaruhi iklim, terutama pada garis lintang tengah seperti Australia, Eropa dan Amerika Utara. Arus angin di Bumi memang memberi pengaruh yang sangat besar pada iklim dan cuaca karena aliran angin ini bertindak sebagai penghalang. Akibatnya, udara yang ada pada sisi berlawanan dari arus angin ini mengalami kesulitan dalam proses pertukaran panas, kelembaban dan karbon.
Di Jupiter, arus angin kencang ini tidak memperoleh halangan karena tidak ada kepulauan ataupun gunung. Hasil perhitungan matematis memperlihatkan hubungan medan magnet dengan ketidakstabilan yang menyebabkan terjadinya arus angin di bawah atmosfer Jupiter.
Sumber: Australian National University