Pengamatan terbaru teleskop Hubble dan Spitzer pada sebuah eksoplanet ultrapanas memperlihatkan komposisi yang normal tapi atmosfernya mirip bintang.
Teka teki terbesar dari eksoplanet ini, uap air tampak lenyap dari atmosfer padahal kelimpahannya mirip dengan keimpahan uap air pada planet dingin.
Dari hasil pengamatan, eksoplanet Jupiter ultrapanas ini sebenarnya memiliki bahan untuk molekul air (atom hidrogen dan oksigen). Tapi karena radiasi yang kuat saat siang, temperatur jadi sangat tinggi sehingga molekul air hancur.
Lokasi planet yang sangat dekat dengan bintang membuat satu sisi planet akan selalu siang dan sisi lainnya akan mengalami malam abadi. Ketika siang, temperatur planet ini mencapai 2000 ºC – 3000º C. Sangat panas bahkan di antara seluruh eksoplanet yang sudah ditemukan. Sedangkan di sisi malam, temperaturnys sekitar 1000º lebih dingin.
Mirip Bintang
Di antara katalog planet yang mengitari bintang lain – atau yang dikenal sebagai eksoplanet – planet Jupiter ultrapanas merupakan tipe planet yang berbeda dari lainnya.
Siang di planet seperti ini bagaikan tinggal di bintang bukan di sebuah planet. Untuk memahami kondisi sisi siang dan malam di planet tipe ini, para astronom mempelajari tiga planet Jupiter ultrapanas yakni WASP-103b, WASP-18b, dan HAT-P-7b.
Hasilnya, angin kencang yang terjadi akibat pemanasan dapat membawa molekul air yang sudah hancur ke area malam yang dingin. Di area ini, atom penyusun air dapat bergabung kembali dan mengembun ke awan. Sebelum kemudian dibawa ke area siang dan molekul air terbut hancur lagi.
Keluarga Jupiter
Eksoplanet Jupiter panas adalah tipe planet ekstrasolar pertama yang ditemukan pada pertengahan 1990-an. Planet tipe ini merupakan sepupu eksoplanet Jupiter ultrapanas yang temperatur siangnya di bawah 2000º C.
Air memang ada di atmosfer planet Jupiter panas. Karena itu, para astronom menduga air pun umum ditemukan pada tipe Jupiter ultrapanas. Tapi, air justru hilang ketika diamati pada sisi siang planet ini. Mengapa demikian itu yang jadi pertanyaan para astronom.
Salah satu hipotesis yang dikemukakan adalah planet tipe ini terbentuk dengan karbon yang tinggi dibanding oksigen. Tapi ide ini tidak bisa menjelaskan jejak air yang masih terdeteksi di perbatasan area siang dan malam.
Untuk mematahkan kebuntuan, para astronom menggunakan petunjuk dari model atmosfer bintang katai coklat, yang memang ada pada perbatasan bintang dan planet. Atau dengan kata lain mirip Jupiter panas dan Jupiter ultrapanas. Dengan memperlakukan atmosfer Jupiter ultrapanas seperti bintang katai coklat, para astronom bisa membangun ide mengapa air menghilang dari sisi siang planet tapi masih ditemukan pada area perbatasan siang dan malam.
Sumber: Arizona State University