Para astronom berhasil memperoleh bagan anatomi paling rinci dari galaksi monster atau galaksi starburst yang berada 12,4 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Hasil pengamatan dengan Atacama Large Millimeter / submillimeter Array (ALMA) mengungkap keberadaan awan molekuler di galaksi yang ternyata sangat tidak stabil, dan mengarah pada proses pembentukan bintang yang terus menerus dan tak berakhir.
Galaksi raksasa seringkali dianggap sebagai cikal bakal galaksi elips raksasa yang ada di alam semesta. Karena itu, penemuan ini bisa menjadi pintu untuk memahami pembentukan dan evolusi galaksi elips.
Galaksi yang ditemukan ini adalah galaksi starburst yang jadi area pembentukan bintang-bintang baru dengan laju kelahiran bintang 1000 kali lebih tinggi dibanding Bima Sakti. Untuk mengetahui mengapa galaksi starburst bisa sedemikian aktif, para astronom melakukan penelitian untuk memahami lingkungan di sekitar area pembentukan bintang. Salah satu yang dilakukan adalah memetakan keberadaan awan molekular untuk menemukan galaksi starburst ini.
Galaksi Starburst COSMOS-AzTEC-1
Target penelitian adalah galaksi COSMOS-AzTEC-1 yang pertama kali diamati oleh James Clerk Maxwell Telescope di Hawai`i, dan dilanjutkan oleh Large Millimeter Telescope (LMT) di Mexico. Hasil ada sejumlah besar gas karbon monoksida di galaksi dan tentunya pembentukan bintang besar-besaran di galaksi ini.
Galaksi COSMOS-AzTEC-1 ini berkelimpahan dengan materi pembentuk bintang. Akan tetapi masih sulit untuk diketahui sifat gas kosmis yang ada di galaksi ini. Untuk itu, dilakukan pengamatan dengan ALMA untuk memperoleh peta yang lebih detil dari distribusi gas di dalam galaksi dan pergerakannya. Konfigurasi 16 km antena ALMA memungkinkan para astronom untuk memperoleh peta gas molekular resolusi tinggi.
Hasilnya ada dua awan raksasa yang berada pada jarak beberapa ribu tahun cahaya dari pusat galaksi COSMOS-AzTEC-1. Biasanya, area pembentukan bintang paling aktif berada dekat pusat galaksi. Karenanya, keberadaan awan molekular yang berada jauh dari pusat galaksi jadi perhatian tersendiri.
Investigasi sifat gas memperlihatkan kondisi awan di galaksi yang tidak stabil. Pada situasi normal, gaya tarik ke dalam dan tekanan ke luar akan menghasilkan kesetimbangan di awan. Jadi, ketika gravitasi lebih besar dari tekanan, awan gas akan mengalami keruntuhan dan membentuk bintang dengan kecepatan tinggi. Pada bintang-bintang masif, ledakan supernova akan mengakhiri hidup bintang dan melontarkan gas ke angkasa, dan pada akhirnya meningkatkan tekanan. Akibatnya, gravitasi dan tekanan akan mencapai kesetimbangan dan pembentukan bintang berlanjut dengan kecepatan yang lebih moderat.
Yang terjadi di COSMOS-AzTEC-1 ternyata berbeda. Tekanan ke luar jauh lebih lemah sehingga sulit untuk bisa memperoleh kesetimbangan. Akhirnya gas terus runtuh ke dalam bintang tanpa pernah ada tekanan yang cukup kuat memperlambat laju keruntuhan gas. Diperkirakan seluruh gas dalam galaksi COSMOS-AzTEC-1 akan habis dalam 100 juta tahun atau 10 kali lebih cepat dari galaksi pembentukan bintang pada umumnya.
Ketidakstabilan gas di galaksi COSMOS-AzTEC-1 diduga dipicu oleh proses merger galaksi saat dua galaksi bertabrakan.
Sumber: ALMA / NAOJ
jadi maksudnya bintangnya itu ga selesai2 terbentuk ya kak?
Maaf baru liat komennya. Betul, pada galaksi ini laju pembentukan bintangnya snagat tinggi. Jadi terus menerus ada bintang baru.