Sistem multiplanet dengan planet kecil tampaknya bukan penggemar logam berat, seperti besi, magnesium, silikon dan karbon. Sistem tersebut justru banyak terbentuk di sekitar bintang yang miskin elemen berat.
Penelitian yang dipimpin oleh John Michael Brewer dari Universitas Yale ini mempelajari 700 bintang yang memiliki planet untuk menemukan kehadiran elemen berat pada planet. Elemen berat merupakan komponen kimia yang lebih berat dari helium, seperti karbon, silikon, magnesium, besi, yang menjadi elemen pembentuk planet batuan.
Rupanya, ada kelimpahan sistem multiplanet di sekeliling bintang miskin logam. Ini memberi indikasi kalau sistem multiplanet seperti ini jauh lebih banyak dari yang diduga sebelumnya. Kehadiran Extreme Precision Spectrometer (EXPRES) yang dikembangkan oleh Debra Fischer dari Universitas Yale akan menjadi tinggak baru untuk menemukan planet-planet yang lebih kecil.
Selain lebih banyak, tampaknya sitem multiplanet dengan planet kecil merupakan tipe awal dari sistem keplanetan. Dan ini tentu saja membuat planet-planet kecil tersebut ideal untuk pencarian bumi lain.
Pada tahun 2005, Debra Fischer memperlihatkan kalau kelimpahan logam pada bintang meningkat seiring probabilitas pembentukan planet serupa Jupiter. Teori ini tentu saja mendukung model akresi inti dalam pembentukan planet gas raksasa. Sampai saat ini, teori akresi memang menjadi mekanisme utama dalam pembentukan planet.
Keberadaan sistem kompak multiplanet dengan planet kecil pada bintang miskin logam, merupakan petunjuk untuk memahami tipe sistem keplanetan yang umum di galaksi kita.
Hal menarik lainnya adalah hubungan antara silikon dan besi pada saat kelahiran planet. Rasio silikon terhadap besi yang tinggi ini ditemukan pada bintang miskin logam. Bisa jadi, silikon merupakan bumbu rahasia dalam pembentukan planet. JIka perbandingan silikon dengan besi meningkat, pembentukan planet batuan mendominasi.
Sumber: Universitas Yale