Bukti keberadaan lubang hitam di pusat Bima Sakti berhasil diamati oleh instrumen GRAVITY yang dipasang di interferometer VLT.
Untuk pertama kalinya, ada materi yang bisa diamati sedang mengorbit dekat dengan titik tak bisa kembali. Atau dengan kata lain, megorbit dekat dengan lubang hitam.
Dalam pengamatan ini, para astronom yang dipimpin Reinhard Genzel dari Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics (MPE), menggunakan instrumen GRAVITY yang dipasang pada ke-4 teleskop VLT untuk menghasilkan teleskop super dengan diamter 130 meter. Penggabungan cahaya yang diterima oleh teleskop interferometter VLT berhasil mengungkap perilaku lingkungan di sekitar pusat Bima Sakti.
Target pengamatan VLT kali ini adalah Sagittarius A*, sumber radio kompak dan terang di pusat Bima Sakti. Yang diamati adalah suar dari radiasi inframerah yang dihasilkan piringan akresi di sekeliling Sagittarius A*.
Suar yang diamati inilah yang jadi sumber informasi untuk mengonfirmasi keberadaan objek supermasif di pusat Bima Sakti. Objek yang dikenal sebagai lubang hitam supermasif. Suar yang diamati, berasal dari materi yang mengorbit dekat dengan horison peristiwa lubang hitam.
Sebagian materi di piringan akresi bisa mengorbit lubang hitam dengan aman. Tapi, jika terlalu dekat, maka materi akan terperangkap dalam lubang hitam yang kuat gravitasinya. Materi yang ada di sekeliling lubang hitam tersebut mengorbit Sagittarius A* dengan kecepatan relativistik, tak jauh dari horison peristiwa. Area ini merupakan orbit stabil terdekat sebelum gaya tarik lubang hitam mendominasi. Dari sinilah suar itu berasal.
Dari pengamatan, bisa diketahui kalau materi yang mengorbit Sagittarius A* bergerak luar biasa cepat yakni 30% kecepatan cahaya.
Awal tahun 2018, tim astronom yang sama melakukan penelitian menggunakan perpaduan instrumen GRAVITY dan SINFONI pada VLT. Mereka berhasil mengamati papasan dekat bintang S2 saat melintasi medan gravitasi super kuat di dekat Sagittarius A* dan mengungkap efek yang diprediksi oleh Einstein dalam teori relativitas umum. Saat itu, pancaran inframerah yang sangat kuat berhasil dideteksi.
Pancaran elektron energi tinggi dari area yang luar biasa dekat dengan lubang hitam berhasil diamati sebagai tiga suar terang dan cocok dengan prediksi teoritis terkait titik panas yang mengorbit lubang hitam 4 juta massa Matahari. Suar ini diprediksi berasal dari interaksi magnetik di dalam gas saat mengorbit terlalu dekat dengan Sagittarius A*.
Sumber : ESO