Setelah 9 tahun mengumpulkan data dan mengindikasi keberadaan miliaran planet tersembunyi, Wahana Kepler milik NASA harus segera pensiun.
Pencapaian Kepler
Persediaan bahan bakar teleskop landas angkasa milik NASA yang bertugas untuk mengamati kedalaman angkasa khususnya pada area rasi Cygnus ini sudah semakin menipis. Karena itu, NASA memutuskan agar Kepler memasuki masa pensiun setelah telesko ini berhasil mengonfirmasi keberadaan 2600 planet di Bima Sakti. Itu yang berhasil dikonfirmasi. MAsih ada 2000an lagi yang masih berupa kandidat planet. Di antara planet yang ditemukan Kepler, ada yang berdiam di area laik huni planet. Kandidat menjanjikan untuk menemukan kehidupan di planet asing.
Wahana Kepler adalah teleskop landas angkasa pertama milik NASA yang ditugaskan untuk berburu planet di bintang lain. Awalnya misi Kepler hanya direncanakan selama 3,5 tahun. Ternyata, teleskop angkasa ini justru bekerja melampaui ekspetasi dan beroperasi selama 9 tahun. Hasil penemuan Kepler menjadi acuan penting bagi para astronom dalam melihat sistem keplanetan. Planet bukanlah kasus langka di Bima Sakti.
Galaksi kita bisa jadi memiliki miliaran planet. Jauh lebih banyak dari bintang, karena 20 – 50 % bintang yang tampak di langit setidaknya memilik satu planet batuan kecil, seukuran Bumi yang berada di zona laik huni bintang induknya. Dengan kata lain, 20-50% bintang punya planet serupa Bumi yang memiliki lautan di permukaan. Kepler juga membuka cakrawala baru terkait keragaman planet.
Kepler berhasil menemukan planet yang tidak ada di Tata Surya, yang ukurannya natara Bumi dan Neptunus. Sistem yang ditemukan Kepler juga tampaknya lebih padat dibanding Tata Surya. Planet-planet yang ditemukan Kepler berada sangat dekat dnegan bintang induknya. Bahkan untuk sistem multiplanet, seluruh planet bisa berada dalam orbit antara Merkurius dan Matahari.
Tak pelak, penemuan Kepler memberi cahaya baru terkait keberadaan kita di alam semesta sekaligus membuka peluang baru di antara bintang-bintang.
Jelang pensiun
Wahana Kepler mulai dirancang sejak 35 tahun lalu saat exoplanet belum ditemukan. Wahana ini diluncurkan 6 Maret 2009 untuk mengukur kecerlangan bintang dengan kamera digital terbesar untuk pengamatan luar angkasa. Teknologi yang digunakan Kepler merupakan teknologi terkini masa itu dan direncanakan untuk bisa mengamati 150.000 bintang di rasi Cygnus.
Pada akhirnya, Wahana Kepler menjadi agen angkasa pertama untuk berburu planet seukuran Bumi pada area laik huni bintang. Dan kita pun akhirnya mengetahui kalau planet ada di mana-mana. Sebuah indikasi untuk melakukan penjelajahan antar bintang.
Setelah empat tahun beroperasi dan menyelesaikan misi utamanya, Kepler mengalami kegagala mekanik yang membuatnya harus berhenti beroperasi untuk sementara. Masalah ini bisa diatasi oleh tim Kepler. Tapi, setiap tiga bulan medan pandang Kepler harus diubah. Misi pun diperpanjang dengan nama K2 dalam jangka waktu yang juga cukup panjang. Mirip misi pertamanya. Dalam misi K2 ini, Kepler melakukan survei lebih dari 500.000 bintang.
Pengamatan bintang yang semakin banyak membuka ruang bagi para ilmuwan untuk memahami perilaku bintang. Data survei bintang yang dilakukan Kepler ikut membantu area penelitian astronomi lainnya seperti sejarah Bima Sakti dan tahap awal supernova. Data ini digunakan juga untuk mempelajari pemuaian alam semesta.
Data misi K2 juga dibuka dan disediakan untuk masyarakat maupun komunitas sains. Dengan demikian, analisis data menjadi lebih cepat dan semakin banyak penemuan yang bisa dicapai. Analisis data dalam harta karun yang ditinggalkan Kepler masih akan terus berlangsung sampai satu dekade kemudian.
Jadi, meskipun Kepler sudah memasuki masa pensiun, penemuannya belum berakhir. Sebelum Wahana Kepler benar-benar pensiun, para ilmuwan akan mendorong Kepler untuk beroperasi maksimal dan mengirim data pengamatannya ke Bumi.
data terbaru Kepler dari Kampanye 19 akan digunakan untuk melengkapi data NASA untuk Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS), pemburu planet yang diluncurkan bulan April 2018. Misi berburu planet akan dilanjutkan TESS yang akan mencari planet yang mengorbit 200.000 bintang terang yang dekat Bumi. Untuk tanda kehidupan, James Webb Telescope bisa menjadi penerus lain.