Para astronom berhasil menemukan planet Bumi Super Eksotis di bintang lain, yang komposisinya didominasi oleh rubi dan safir.
Berada pada jarak 21 tahun cahaya di rasi Cassiopeia, planet HD219134 b ditemukan mengitari bintangnya setiap 1 tahun 3 hari. Massanya hampir 5 kali massa Bumi dan bisa dikategorikan sebagai planet Bumi Super.
Planet ini berbeda dari Bumi karena tidak memiliki inti besi masif melainkan inti kalsium dan alumnium. Jangan-jangan inti planet ini justru berkilau merah jadi biru seperti kilauan batu rubi dan safir yang merupakan senyawa alumunium oksida. Senyawa aluunium oksida memang umum ditemukan pada planet-planet ekstrasolar. Dengan demikian, HD219134 b merupakan satu dari tiga kandidat yang berasal dari kelas eksoplanet eksotis yang baru.
Dalam penelitian ini, para astronom menggunakan model teoretis untuk memahami pembentukan planet. Model ini kemudian dibandingkan dengan hasil pengamatan.
Planet Eksotis
Planet terbentuk dari piringan gas dan debu yang ada di sekeliling bintang. Planet batuan seperti Bumi terbentuk dari sisa materi padat di dalam piringan protoplanet setelah gas terhambur. Materi pembentuk planet ini terkondensasi dari awan gas ketika piringan mengalami pendinginan. Pada umumnya, materi pembentuk planet ini terbentuk di area kondensasi besi, magnesium, dan silikon. Dengan demikian, planet yang dihasilkan akan mirip Bumi.
Planet juga bisa terbentuk pada lokasi yang lebih dekat dengan bintang. Masalahnya, area ini lebih panas dan sebagian besar elemen pembentuknya masih berupa gas. Dan tentu saja komposisi pembentuknya juga berbeda dibanding lokasi dimana Bumi terbentuk.
Para astronom kemudian menggunakan pemodelan untuk mencari tahu proses pembentukan planet pada area dekat bintang yang panas. Hasilnya, kalsium dan alumunium adalah elemen utama pembentuk planet di area ini. Selain itu ada juga magnesium dan silikon. Tidak ada besi di area ini. Karena itu, planet yang terbentuk tidak akan memiliki medan magnet seperti di Bumi. Proses pendinginan dan atmosfer juga akan berbeda dari planet Bumi Super normal yang terbentuk mirip bumi.
Karena itu, tipe planet ini dikategorikan sebagai tipe Bumi Super eksotik yang terbentuk pada temperatur tinggi. Kandidat lainnya adalah 55 Cancri e yang dijuluki planet berlian dan WASP-47 e.
Dari hasil pengamatan dan perhitungan, diketahui planet HD219134 b memiliki kerapatan 10 – 20 % lebih rendah dibanding Bumi.
Mengapa kerapatannya rendah?
Salah satu penyebab adalah atmosfer yang tebal. Tapi dari hasil penelitian pada 55 Cancri e dan WASP-47 e yang juga mengorbit bintang dari dekat, atmosfer kedua planet sudah tidak lagi memiliki atmosfer. Kehilangan atmosfer ini bisa terjadi karena disapu oleh angin bintang.
Untuk HD219134 b, penjelasannya bisa dari kehadiran lautan yang dalam. Tapi, planet kedua yang mengorbit bintang dari jarak yang lebih jauh membuat skenario ini tidak mungkin terjadi. Perbandingan antara kedua planet yang mengitari bintang HD219134 justru memperlihatkan kalau planet dalam tidak bisa memiliki air atau gas lebih banyak dari planet luar. Alternatif lain untuk kerapatan yang rendah ini bisa dari lautan magma.
Sumber: University of Zurich