Ilmuwan warga berhasil menemukan eksoplanet yang ukurannya 2 kali Bumi pada area zona laik huni bintang.
Eksoplanet baru yang diberi nama K2-288Bb diduga merupakan planet batuan atau planet gas serupa Neptunus.
Planet K2-288Bb ditemukan di rasi Taurus pada jarak 226 tahun cahaya di sistem bintang ganda katai merah redup K2-288. Pasangan bintang pada sistem K2-288 ini terpisah sekitar 8,2 miliar km atau 6 kali jarak Matahari dan Saturnus. Bintang A yang lebih terang memiliki ukuran dan massa setengah ukuran dan massa Matahari. Bintang B pasangannya hanya sepertiga ukuran dan massa Matahari. Planet yang ditemukan ini mengitari bintang K2-288B yang lebih redup setiap 31,3 hari.
Penemuan ini dimulai tahun 2017 saat Feinstein and Makennah Bristow dari University of North Carolina Asheville bekerja magang dengan Joshua Schlieder dari NASA’s Goddard Space Flight Center, di Greenbelt, Maryland. Pada saat itu, tim ini mencari bukti transit pada data Kepler.
Dari telaah data pengamatan kampanye Kepler yang ke-4 dari misi K2, tim ini menemukan dua transit pada sebuah sistem. Tapi, butuh bukti transit ketiga untuk menempatkan objek tersebut sebagai kandidat planet. Akan tetapi, sinyal transit ketiga itu tidak ditemukan. Atau lebih tepatnya belum dianalisis.
Saat Kepler memasuki mode K2 pada tahun 2014 -2018, Teleskop Landas Angkasa ini memposisikan dirinya untuk mengamati area baru setiap 3 bulan masa pengamatan. Para astronom awalnya khawatir bahwa reposisi ini akan menyebabkan kesalahan sistematis dalam pengukuran. Orientasi ulang posisi Kepler terhadap Matahari bisa menyebabkan perubahan yang sangat kecil pada bentuk teleskop dan temperatur elektronik, yang memengaruhi pengukuran Kepler pada masa awal pengamatan.
Untuk mengatasi masalah ini, perangkat lunak versi awal yang digunakan untuk menyiapkan data analisis planet mengabaikan data pengamatan beberapa hari pertama observasi. Dan di sinilah transit ketiga itu tersembunyi!
Ketika para ilmuwan memperbaiki kesalahan ini, pengabaian hari awal observasi ditiadakan. Akan tetapi data awal K2 yang dianalisis Brixtow sudah tidak utuh. Data pengamatan K2 yang sudah diproses ulang ini dipublikasikan juga di Exoplanet Explorers, sebuah program pencarian planet transit yang menyertakan publik. Pada bulan Mei 2017, relawan pencari planet berhasil mengenali transit ketiga dan mulai mendiskusikan calon planet yang diduga seukuran Bumi tersebut. Diskusi inilah yang menjadi perhatian Feinstein dan rekan-rekan setimnya.
Transit ketiga berhasil ditemukan dan bintang K2-288B pun punya kandidat planet!
Pengamatan lanjut dilakukan dengan Teleskop Spitzer, Teleskop Keck II, dan Teleskop Fasilitas Inframerah. Selain itu para astronom ini juga melakukan analisis data Gaia untuk mengonfirmasi planet.
Kandidat planet yang ditemukan ini setengah ukuran Neptunus atau 1,9 kali ukuran bumi. Ukuran ini membuat K2-288Bb dikategorikan sebagai planet pada Celah Fulton atau Celah Radius.
Planet-planet dalam celah Fulton memiliki ukuran 1,5 – 2 kali ukuran Bumi dengan molekul atmosferik terpecah atau terpisah akibat cahaya bintang yang intens. Akibatnya sebagian atmosfer kemudian terkikis dan menghilang. Akhirnya hanya tersisa dua populasi, planet batuan atau planet gas.
Keberadaan planet K2-288Bb pada celah radius ini bisa menjadi studi kasus terkait evolusi planet dalam rentang ukuran tersebut.
Sumber: NASA