Selama hampir satu dekade, konfigurasi aneh dari pasangan planet di bintang lain menjadi pertanyaan bagi para astronom. Jawabannya kemiringan sumbu planet.
Berbagai penelitian sudah dilakukan untuk memecahkan misteri terkait orbit planet yang sepertinya didorong oleh mekanisme tertentu yang belum diketahui jawabannya. Salah satu penelitian itu dilakukan oleh para astronom dari Universitas Yale.
Tampaknya, kutub planet yang miring jadi kunci misteri ini. Jika kita bicara tentang kemiringan sumbu planet, maka tentu akan ada implikasinya juga pada struktur, iklim dan kemungkinan laik huni planet. Bahkan bukan tidak mungkin bisa ditemukan planet yang mirip Bumi.
Hasil pengamatan Kepler mengungkap sekitar 30% bintang serupa Matahari memiliki Bumi-super yang ukurannya antara Bumi dan Neptunus. Planet-planet ini memiliki orbit koplanar dan hampir sirkular, serta hanya butuh kurang dari 100 hari untuk mengelilingi bintang induknya. Anehnya, sejumlah besar planet-planet yang berpasangan memiliki orbit terletak tepat di luar titik stabilitas.
Rupanya, planet dengan kemiringan besar, pasang surut yang ditimbulkan jauh lebih efisien untuk mengubah energi orbital menjadi panas pada planet. Akibat disipasi pasang surut yang kuat terjadi pemisahan orbit.
Kondisi yang mirip terjadi antara Bumi dan Bulan. Orbit Bulan perlahan-lahan bertambah akibat disipasi pasang surut dan panjang hari di Bumi secara bertahap juga semakin panjang. Tampaknya ada hubungan antara kemiringan yang berlebihan pada eksoplanet dengan karakter fisik planet, seperti iklim, cuaca dan sirkulasi global. Musim pad aplanet yang kemiringannya sangat besar akan sangat ekstrim dan pola cuacanya juga tidak biasa.
Sumber: Universitas Yale