Tim astronom yang dipimpin oleh Southwest Research Institute menemukan bukti keberadaan mineral yang mengandung air dengan kelimpahan tinggi di permukaan asterois (101955) Bennu.
Tim ini mengidentifikasi karakter pada cahaya inframerah yang mirip dengan meteorit karbon kondrit pada data spektrum wahana OSIRIS-REx. Para ilmuwan ini tertarik dengan komposisi Bennu karena diduga asteroid serupa Bennu yang membawa air dan materi organik ke Bumi. Data OSIRIS-REx ini sekaligus mengonfirmasi pengamatan Bennu dari Bumi yang menemukan keberadaan mineral terhidrasi di permukaan asteroid tersebut.
Model keplanetan menunjukkan bahwa sekitar 4,6 miliar tahun lalu, Tata Surya terbentuk dari keruntuhan gravitasi awan gas dan debu raksasa. Matahari, planet, asteroid dan komet terbentuk dari proses akresi dari materi awan yang runtuh. Karbon kondrit yang ditemukan di asteroid merupakan bukti interaksi dengan air maupun es setelah proses akresi yang menghasilkan mineral terhidrasi. Karena meteor dan objek induk terbentuk ketika Tata Surya baru terbentuk, maka diharapkan ditemukan petunjuk terkait distribusi, kelimpahan maupun pergerakkan air di piringan Matahari pada masa itu.
Selama pembentukan planet, air merupakan salah satu senyawa kimia yang diakresi untuk membentuk Bumi. Akan tetapi, para ilmuwan menduga air tambahan untuk Bumi justru dibawa oleh komet dan pecahan asteroid, termasuk di dalamnya meteorit karbon. Meteor ini mengandung senyawa kimia organik dan asam amino yang jadi bahan penting bagi tumbuhnya kehidupan. Bagaimana air dibawa ke Bumi maupun persediaan es pada awal Tata Surya akan memengaruhi bagaimana kita melihat pembentukan Tata Surya.
Dua tipe karbon kondrit yang disebut CI dan CM mengandung beberapa persen berat senyawa organik dan sebagian lagi mengandng senyawa air dengan kelimpahan 10 -15 %. Paling banyak 20% meski ini kasus yang langka. Keberadaan senyawa kimia organik mudah menguap dan air menjadi indikasi bahwa karbon kondrit ini belum mengalami pemanasan yang cukup.
Penemuan asteroid dengan mineral terhidrasi di Sabuk Asteroid menjadi indikasi bahwa es hadir pada piringan saat pembentukan asteroid karbon dan sesaat setelah asteroid terbentuk.
Pada musim panas 2020, OSIRIS-REx akan mendarat di Bennu untuk mengambil sampel regolit di permukaan untuk kemudian dikembalikan ke Bumi. Karena itu, hasil pengukuran spektrum ini akan dikonfirmasi saat contoh materi permukaan Bennu kembali ke Bumi tahun 2023.
Karakteristik geologis permukaan Bennu mengindikasikan bahwa asteroid ini merupakan pecahan atau puing-puing sisa tabrakan di Sabuk Asteroid yang terikat oleh gravitasi. Pengamatan OSIRIS-REx inilah yang akan jadi kunci untuk menganalisis perubahan air yang terjadi pada Bennu dari distribusi, kelimpahan, dan komposisi materi Bennu.
Sumber: Southwest Research Institute