Para astronom berhasil menyingkap keberadaan salah satu gugus bintang kuno di Bima Sakti dari citra resolusi tinggi oleh Teleskop Gemini Selatan.
Salah satu gugus yang dipotret adalah HP1 yang kemudian ditentukan usia dan kisahnya. Cerita ini dimulai ketika Alam Semesta mencapai usia satu miliar.
Gugus bintang ini seperti fosil kuno yang terkubur dalam tonjolan galaksi kita. Sekarang, tak hanya keberadaannya yang berhasil diungkap. Gugus galaksi ini berhasil ditelusuri ceritanya sampai saat alam semesta masih muda. Hasil penelusuran memperlihatkan kalau gugus bintang HP1 ini usianya sudah 12,8 miliar tahun. Dengan demikian bintang-bintang dalam gugus ini merupakan bintang-bintang tertua yang pernah ditemukan di Bima Sakti.
HP1 merupakan salah satu gugus bintang yang membentuk Bima Sakti yang masih selamat. Sampai beberapa tahun lalu, astronom meyakini bahwa gugus bola tertua yang diisi bintang-bintang tua berada di bagian terluar Bima Sakti, sementara bintang – bintang muda justrru di area terdalam galaksi. Ternyata data pengamatan Observatorium Gemini dan Teleskop Hubble justru memperlihatkan bahwa gugus bintang kuno berada di tonjolan Bima Sakti dekat pusat galaksi.
Gugus bola bisa memberi informasi tentang pembentukan dan evolusi Bima Sakti. Sebagian besar sistem bintang kuno ini diduga telah bergabung dan keluar dari awan gas primordial yang kemudian runtuh membentuk piringan spiral Bima Sakti. Sementara sisa gugus bintang lainnya tampak sebagai inti galaksi katai.
Sebagian besar sistem bintang purba dan masif ini diperkirakan telah bersatu keluar dari awan gas purba yang kemudian runtuh membentuk cakram spiral Galaksi kita, sementara yang lain tampak sebagai inti galaksi kerdil yang dikonsumsi oleh Bima Sakti kita.
Dari 160 gugus bola yang diketahui, seperempat berada di balik area tonjolan galaksi yang padat dan berkabut Gugus bintang dengan ukuran sekitar 10.000 tahun cahaya ini menjadi sentra penghubung di Bima Sakti. Gugus bintang ini disusun oleh bintang-bintang tua, gas, dan debu. Di antara gugus bintang dalam tonjolan galaksi, terdapat gugus bintang yang miskin elemen berat. Di antaranya adalah HP1 yang juga digunakan untuk melacak evolusi kimia pada awal Bima Sakti terbentuk.
HP1 bisa menjembatani kita untuk memahami masa lalu dan masa kini Bima Sakti. Selain itu, gugus bintang ini juga merupakan fosil kuno dari bintang yang lahir ketika alam semesta masih berumur kurang dari 1 miliar tahun.
Sumber: Observatorium Gemini