Inti terdalam Merkurius merupakan inti padat yang ukurannya hampir sama dengan inti dalam Bumi.
Bukti ini sangat penting karena selama ini meskipun mengetahui bahwa Bumi dan Merkurius memiliki inti logam, tapi belum ada bukti memadai bahwa inti dalam Merkurius merupakan inti padat. Yang sudah diketahui hanyalah inti terluar Merkurius disusun oleh logam cair seperti halnya Bumi. Sementara itu, untuk inti dalam hanya ada petunjuk bahwa inti dalam Merkurius merupakan logam padat.
Beberapa ilmuwan membandingkan Merkurius dengan bola meriam karena inti logamnya menyusun 85% volume planet. Inti Merkurius ini sangat besar apabila dibandingkan dengan inti planet batuan lainnya di Tata Surya. Selain itu, inti Merkurius memang jadi misteri karena tidak diketahui apalah di bagian dalam, inti tersebut padat ataukah cair.
Interior Merkurius masih aktif. Ini terjadi karena inti yang meleleh menjadi sumber tenaga bagi medan magnet Merkurius yang lemah, jika dibanding Bumi. Yang menarik, interior Merkurius justru mendingin lebih cepat daripada Bumi. Dengan demikian bisa membantu kita untuk memprediksi bagaimana medan magnet Bumi akan berubah ketika inti Bumi mendingin.
Untuk mengetahui penyusun inti Merkurius, para astronom menggunakan data rotasi dan gravitasi Merkurius yang diperoleh MESSENGER saat melakukan misi di Merkurius selama 4 tahun sejak Maret 2011. MESSENGER akhirnya diturunkan ke permukaan Merkurius pada bulan April 2015.
Para ilmuwan menggunakan pengamatan radio MESSENGER untuk menentukan anomali gravitasi Merkurius (area dimana massa meningkat atau berkurang secara lokal) dan lokasi kutub rotasinya. Dengan cara ini orientasi planet bisa dipahami.
Setiap planet beritasi pada sumbunya, yang dikenal sebagai kutub. Rotasi Merkurius lebih lambat daro Bumi, dan satu hari di planet ini membutuhkan 58 hari di Bumi. Para ilmuwan seringkali menggunakan variasi rotasi sebuah objek untuk menyingkao petunjuk terkait struktur internalnya. Pada tahun 2007, pengamatan radar dari Bumi mengungkap pergeseran kecil pada rotasi Merkurius, yang dikenal sebagai librasi. Pergeseran rotasi inilah yang menjadi bukti kalau inti planet Merkurius merupakan logam cair. Akan tetapi, pengamatan laju rotasi saja tidak cukup untuk bisa menentukan seperti apa inti sebuah planet. Yang jadi pertanyaan, apakag ada inti padat yang tersembunyi?
Gravitasi bisa menjadi jawaban atas misteri interior Merkurius karena gravitasi itu berggantung pada kerapatan struktur.
Selama mengorbit Merkurius, MESSENGER terus bergerak mendekati permukaan planet shingga para ilmuwan bisa merekam percepatan yang terjadi pada wahana antariksa tersebut akibat pengaruh gravitasi.
Kerapatan struktur planet bisa menyebabkan terjadi perubahan pada orbit wahana antariksa. Di penghujung misinya, MESSENGER terbang sekitar 193 km di atas permukaan dan kurang dari 104 km selama setahun terakhir. Orbit terakhir MESSENGER yang sangat rendah inilah yang memberikan data terbaik untuk mengukur struktur internal Merkurius.
Untuk bisa mengetahui dengan lebih jelas, para astronom yang dipimpin oleh Antonio Genova dari Universitas Sapienza di Roma, melakukan pemodelan komputasi. Berbagai parameter digunakan untuk mengetahui seperti apa komposisi interior Merkurius untuk bisa sesuai dengan data rotasi planet dan bagaimana MESSENGER mengalami percepatan saat mengorbit Merkurius.
Hasilnya, rotasi planet maupun percepatan yang dialami MESSENGER hanya bisa terjadi jika Merkurius memiliki inti dalam yang padat dengan ukuran 2000 km dan membentuk setengah dari inti Merkurius secara keseluruhan ( 4000 km). Di Bumi, inti Bumi hanya sekitar 2400 km dan hanya menempati 1/3 inti planet.
Sumber: AGU