Dtektor LIGO – Virgo berhasil mendeteksi gelombang gravitasi dari tabrakan bintang neutron, inti bintang yang tersisa setelah bintang meledak.
Sehari kemudian, LIGO-Virgo mendeteksi kandidat lain yang berpotensi menjadi sumber gelombang gravitasi. Yang lebih menarik, kandidat tersebut berasal dari tabrakan antara bintang neutron dan lubang hitam. Sayangnya, sinyal gelombang gravitasinya tergolong lemah. Mirip seperti mendengar seseorang berbisik di tengah kafe yang sedang berisik. Butuh waktu unutk memahami apa yang dibisikkan. Demikian juga dengan sinyal dari tabrakan bintang neutron dan lubang hitam. Butuh waktu untuk memastikan peristiwa tersebut.
Sekali lagi kolaborasi LIGO – Virgo memperlihatkan kemampuannya untuk melihat kejadian di alam semesta yang sebelumnya tak mungkin diamati. Tabrakan bintang neutron dan kemuingkinan tabrakan bintang neutron dan lubang hitam.
Penemuan ini terjadi tak lama setelah LIGO – Virgo mengalami pembaruan untuk meningkatkan sensitivitas dalam mendeteksi gelombang gravitasi. Keduanya kembali beroperasi tanggal 1 April 2019 dan tampaknya gelombang gravitasi bisa menjadi penemuan rutin. Hasil pembaruan ini, kedua detektor bisa melakukan pemantauan untuk area langit yang leih besar dan bahkan bisa mendeteksi tabrakan bintang neutron dan lubang hitam.
Selain dua kandidat tabrakan yang melibatkan bintang neutron, jaringan LIGO-Virgo juga mendeteksi 3 kandidat lubang hitam yang melakukan merger. Jika dihitung ejak tahun 2015, LIGO – VIRGO sudah mendeteksi 2 peristiwa penggabungan bintang neutron, 13 penggabungan lubang hitam, dan satu kandidat penggabungan bintang neutron dan lubang hitam.
Ketika dua lubang hitam bertabrakan dan akhirnya bergabung, tabrakan tersebut menimbulkan riak pada ruangwaktu yang dikenal sebagai gelombang gravitasi. Ketika dua bintang neutron bergabung, yang dikirimkan bukan hanya gelombang gravitasi melainkan juga cahaya dalam bentuk semburan sinar gamma. Dengan demikian, teleskop bisa melakukan pengamatan pada spektrum elektromagnetik. Peristiwa yang menghasilkan kolaborasi besar di dunia adalah tabrakan bintang neutron pada bulan Agustus 2017. Selain LIGO-Virgo yang mendeteksi gelombang gravitasi, 70 teleskop di dunia ikut bergabung untuk mengamati peristiwa lanjutan setelah ledakan, dari panjang gelombang sinar gamma, optik, sampai radio.
Untuk dua kasus terbaru yang dideteksi LIGO-Virgo, sekali lagi teleskop di seluruh dunia berlomba untuk menjejak sumber peristiwa dan mencari semburan sinar gamma yang seharusnya muncul akibat merger. Sayangnya, kali ini tidak ada yang berhasil mengonfirmasi peristiwa tersebut dalam gelombang elektromagnetik.
Peristiwa tabrakan bintang neutron dideteksi tanggal 25 April oleh LIGO Livingston dan Virgo. LIGO Hanford masih luring sehingga tidak ikut menjadi saksi peristiwa tersebut. Akibatnya, lokasi yang tepat tidak dapat diperkirakan. Peristiwa merger bintang neutron ini diberi kode S190425z dan berada 500 juta tahun cahaya dari Bumi.
Sehari kemudian, tanggal 26 April, LIGO – Virgo kembali mendeteksi peristiwa merger. Kali ini dari bintang neutron dan lubang hitam dan diberi kode S190426c. Tabrakan terjadi sekitar 1,2 miliar tahun cahaya dan berhasil diamati oleh kedua detektor LIGO dan juga Virgo. Peristiwa merger lubang hitam dan bintang neutron memang yang paling menarik perhatian para astronom.
Petunjuk bahwa peristiwa tabrakan lubang hitam dan bintang neutron sudah berhasil ditemukan. Itu artinya dalam beberapa tahun ke depan, kita bisa mendeteksi setiap jenis tabrakan lubang hitam dan bintang neutron. Tapi, tentu saja, untuk mengonfirmasi deteksi gelombang gravitasi bukan pekerjaan mudah.
Sumber: Caltech