Untuk pertama kalinya, detil permukaan Matahari bisa diungkap lewat foto pertama yang dipotret oleh teleskop Matahari Daniel K. Inouye dari National Science Foundation.
Teleskop 4 meter yang ditempatkan di puncak Haleakala, Maui, di Hawai’i, membuka era baru studi Matahari dan pengaruhnya pada Bumi.
Aktivitas Matahari, yang dikenal sebagai cuaca antariksa itu memengaruhi Bumi. Erupsi magnetik pada Matahari bisa melontarkan partikel berenergi tinggi yang ketika bertemu Bumi justru mengganggu satelit, memadamkan listrik, dan menyebabkan GPS terganggu.
Foto pertama dari Teleskop Matahari Inouye memperlihatkan permukaan Matahari lebih dekat dan lebih jelas. Dalam foto ini ada pola turbulensi plasma mendidih yang menyelubungi Matahari. Struktur mirip sel yang dikenal sebagai granula memiliki ukuran hampir sebesar pulau Kalimantan dan merupakan indikasi terjadinyanya transfer panas dari dalam Matahari ke permukaan. Plasma panas tampak muncul dari bagian tengah sel yang terang, mendngin, dan kemudian tenggelam ke bawah permukaan pada area yang lebih gelap dan dingin.
Teleskop Inouye dirancang untuk memetakan medan magnet korona Matahari, lokasi erupsi terjadi. Diharapkan, dengan pengamatan yang lebih detil dan pemahaman yang lebih baik akan aktivitas Matahari, kita bisa memrediksi cuaca antariksa dengan lebih baik lagi, sampai sekitar 48 jam sebelumlontaran massa korona menghantam medan magnetik Bumi.
Dalam foto pertama dari teleskop Inouye, kita bisa melihat gerak plasma panas yang sampai ke permukaan. Plasma ini memiliki keterkaitan erat dengan medan magnetik matahari. Dan dengan mempelajari medan magnetik Matahari, kita bisa memahami penyebab aktivitas Matahari yang membahayakan Bumi. Hasil pengamatan Teleskop Inouye tidak hanya memungkinkan kita melihat permukaan Matahari dari jarak 150 juta km, tetapi juga menentukan kekuatan dan arah dari medan magnet yang ada di dekat permukaan.
Sumber: NSF