Matahari, Tata Surya maupun munculnya kehidupan di Bumi tampaknya dipicu oleh tabrakan antara Bima Sakti dan galaksi Sagittarius yang ditemukan mengorbit galaksi kita pada tahun 1990-an.
Para astronom sudah mengetahui kalau galaksi Sagittarius yang lebih kecil berulang kali menabrak piringan Bima Sakti saat galaksi kecil ini mengorbit di sekitar inti galaksi. Hal ini disebebkan oleh gaya gravitasi. Dalam penelitian sebelumnya, galaksi Sagittarius yang merupakan galaksi katai, memiliki pengaruh pada gerak bintang di Bima Sakti. Bahkan para astronom memerkirakan kalau struktur spiral Bima Sakti yang lebih masif 10.000 kali adalah hasil 3 kali tabrakan dengan galaksi Sagittarius dalam 6 miliar tahun terakhir.
Penelitian terbaru dari data Gaia memerlihatkan bahwa pengaruh galaksi katai Sagittarius pada Bima Sakti lebih besar dari yang diduga sebelumnya. Riak yang ditimbulkan oleh tabrakan bisa jadi memicu pembentukan bintang dalam skala besar. Dan diduga, kejadian itu bertepatan dengan pembentukan Matahari 4,7 miliar tahun lalu.
Dari model yang ada, diketahui kalau galaksi Sagittarius jatuh ke dalam Bima Sakti sebanyak 3 kali. Yang pertama sekitar 5-6 miliar tahun lalu, kemudian sekitar 2 miliar tahun lalu, dan terakhir 1 miliar tahun lalu. Dari data pengamatan Gaia, ketika Sagittarius menabrak Bima Sakti, terjadi peningkatan pembentukan bintang pada kisaran 5,7 miliar tahun lalu, 1,9 miliar tahun lalu, dan 1 miliar tahun lalu. Pada waktu tersebut, galaksi Sagittarius sedang melintasi piringan Bima Sakti.
Riak di Air
Dalam penelitian ini, para astronom menganalisis luminositas, jarak, dan warna bintang dalam lingkaran diameter 6500 tahun cahaya di sekeliling Matahari untuk dibandingkan dengan model evolusi bintang yang ada.
Awalnya, Bima Sakti sudah cukup tenang dan stabil, setelah pembentukan bintang tahap awal. Ketika kesetimbangan terbentuk, pembentukan bintang terjadi dengan stabil. Tapi, kestabilan ini kemudian tergoncang saat Sagittarius jatuh atau menabrak Bima Sakti. Akibatnya, gas dan debu yang sudah tenang jadi terganggu dan meluap menghasilkan riak seperti pada air.
Pada beberapa area Bima Sakti, riak ini menghasilkan konsentrasi gas dan debu yang sangat banyak tapi justru mengosongkan area lainnya. Materi yang berada pada area kerapatan tinggi inilah yang kemudian terpicu untuk menghasilkan pembentukan bintang.
Jadi, tabrakan Sagittarius tidak hanya memengaruhi gerakan bintang di Bima Sakti tapi juga membantu terbentuknya struktur Bima Sakti.
Kelahiran Matahari
Tampaknya, kelahiran Matahari dan planet-planet yang mengitarinya justru dipicu oleh tabrakan galaksi Sagittarius. Masih belum bisa diketahui dengan pasti apakah awan gas yang membentuk Matahari mengalami keruntuhan akibat tabrakan galaksi Sagittarius. Akan tetapi, tabrakan dan terbentuknya Matahari terjadi pada waktu bersamaan sehinggal kemungkinan itu bisa saja terjadi.
Dalam setiap tabrakan, Galaksi Sagittarius mengalami kehilangan sebagai gas dan debu. Akibatnya galaksi katai tersebut semakin mengecil. Diduga, galaksi katai ini baru saja melewati Bima Sakti dalam beberapa ratus juta tahun dan masihberada cukup dekat. Tak hanya itu, ditemukan juga terjadinya ledakan pembentukan bintang pada waktu tersebut.
Sumber: ESA