Populasi Tepi Luar Tata Surya Ternyata Lebih Ramai

Pengamatan area luar Tata Surya dengan Teleskop Subaru berhasil menemukan objek-objek baru di area tepi luar Sabuk Kuiper.

Teleskop Subaru (kiri) dan wahana New Horizons (kanan). Kredit: NAOJ/Southwest Research Institute

Penemuan ini mengejutkan karena para astronom memperkirakan tidak akan ada objek baru yang ditemukan di sini. Penemuan ini memperkuat dugaan bahwa ada lebih banyak objek di area tepi luar Tata Surya yang menunggu untuk ditemukan, yang membuka pemahaman baru tentang pembentukan dan struktur Tata Surya.

Penelitian dengan Teleskop Subaru ini bertujuan untuk mendukung misi New Horizons NASA. Misi New Horizon merupakan misi pertama untuk mengamati Sabuk Kuiper dan objek-objek di luar orbit Neptunus. Teleskop Subaru menjadi salah satu instrumen utama yang melakukan pengamatan sekaligus menentukan objek Sabuk Kuiper yang bisa diamati lebih dekat oleh New Horizons. Hingga saat ini Teleskop Subaru telah menemukan 263 objek, termasuk 11 objek baru yang tberada di luar batas area Sabuk Kuiper.

Penemuan Kelas Baru di Area Terluar Tata Surya

Selama beberapa tahun terakhir, bukti yang menunjukkan adanya objek di tepi luar Sabuk Kuiper semakin meningkat. Dan penemuan terbaru ini menjadi bukti signifikan karena jumlah objek yang ditemukan di area pengamatan yang kecil ini justru terlalu banyak untuk bisa dianggap sebagai kebetulan atau kesalahan positif.

Penemuan ke-11 objek ini justru mewakili kelas baru objek yang mengorbit dalam sebuah “cincin” yang terpisah dari Sabuk Kuiper dengan celah kosong di antara keduanya. Pada celah ini hanya sedikit objek yang ditemukan. Struktur cincin dan celah semacam ini juga ditemukan pada area tepi luar sistem keplanetan yang diamati teleskop radio ALMA (Atacama Large Millimeter/submillimeter Array). Bisa disimpulkan struktur Tata Surya kita memiliki kemiripan dengan sistem ekstrasurya atau sistem planet di bintang lain.

Dr. Fumi Yoshida dari Chiba Institute of Technology menjelaskan bahwa penemuan cincin KBO kedua akan menjadi terobosan besar dalam pemahaman kita tentang Tata Surya. “Jika dikonfirmasi, penemuan ini akan menunjukkan bahwa nebula matahari purba lebih besar dari yang kita kira sebelumnya, dan bisa berdampak besar pada studi pembentukan planet di Tata Surya kita.”

Memperluas Pemahaman tentang Tata Surya

Salah satu hasil penting dari penelitian ini adalah Tata Surya mungkin tidak sekecil yang kita duga sebelumnya. Dr. Wes Fraser dari National Research Council of Canada, salah satu penulis utama studi ini, mengatakan bahwa Sabuk Kuiper mungkin terlihat kecil dibandingkan dengan sistem planet lain hanya karena keterbatasan pengamatan. Dan jika penemuan ini dikonfirmasi maka Sabuk Kuiper bisa jadi tidak unik dibandingkan dengan sistem planet di sekitar bintang lain.

Hal ini sangat penting dalam pencarian kehidupan di alam semesta. Saat ini, kita hanya memiliki satu contoh planet yang mendukung kehidupan, yaitu Bumi. Dengan hanya satu contoh, sulit untuk menentukan faktor-faktor apa yang benar-benar diperlukan untuk munculnya kehidupan. Jika Tata Surya terbentuk dari nebula matahari yang jauh lebih besar, ini akan menghapus “nebula kecil” dari daftar kemungkinan prasyarat untuk kehidupan, meningkatkan peluang menemukan sistem planet lain yang memenuhi semua syarat penting untuk mendukung kehidupan.

Penemuan yang Mengesankan

Dr. Alan Stern, Peneliti Utama misi New Horizons, menggambarkan penemuan ini sebagai terobosan besar. “Ini adalah penemuan yang mengungkap sesuatu yang tidak terduga dan baru di tepi Tata Surya. Penemuan ini mungkin tidak akan mungkin terjadi tanpa kemampuan kelas dunia dari Teleskop Subaru.”

Meskipun masih ada banyak pertanyaan mengenai jumlah dan distribusi objek di tepi Tata Surya, hasil dari Teleskop Subaru ini menunjukkan bahwa masih banyak objek yang menanti untuk ditemukan di wilayah tepi luar Sabuk Kuiper yang sebelumnya dianggap hampa, dingin, dan sepi.

Tinggalkan Balasan