Aktivitas Matahari memengaruhi cuaca antariksa yang berdampak langsung pada satelit, astronot, serta sistem komunikasi dan navigasi seperti radio dan GPS.
Selama periode aktivitas maksimum Matahari, aktivitas matahari mencapai puncaknya, memicu badai geomagnetik yang dapat merusak infrastruktur di Bumi.
Pada Mei 2024, serangkaian suar Matahari dan lontaran massa korona (CME) menyebabkan badai geomagnetik terkuat dalam dua dekade, dengan aurora yang sangat terlihat. Meski demikian, para ilmuwan memperingatkan bahwa puncak aktivitas Matahari belum pasti dan bisa berlangsung beberapa bulan hingga tahun mendatang.
Elsayed Talaat dari NOAA menjelaskan bahwa Matahari telah memasuki aktivitas maksimum Matahari,, tetapi sulit untuk menentukan kapan puncak aktivitas terjadi. Lisa Upton, ahli di Southwest Research Institute, menambahkan bahwa meskipun ada badai besar, mereka masih sesuai dengan prediksi untuk fase maksimum siklus ini.
Suar paling kuat dalam siklus matahari kali ini, dengan kekuatan X9.0, terjadi pada 3 Oktober. Ini termasuk dalam kelas X yang mewakili suar matahari paling intens. Para ilmuwan memperkirakan badai geomagnetik lebih lanjut selama periode aktivitas maksimum Matahari ini, memberi peluang untuk kenampakan aurora yang lebih sering terjadi.
NASA dan NOAA terus mempersiapkan riset tentang cuaca antariksa. Misi Parker NASA pada Desember 2024 akan berpapasan dekat dengan Matahari untuk memahami cuaca antariksa langsung dari sumbernya. Misi ini adalah yang pertama dari tiga rencana papasan dekat, membantu para astronom memahami bagaimana radiasi antariksa memengaruhi astronot dalam misi NASA, seperti program Artemis.
Prediksi cuaca luar angkasa sangat penting untuk mendukung keselamatan astronot dan satelit. NOAA memimpin pemantauan cuaca luar angkasa untuk memberikan peringatan dini terhadap dampak aktivitas matahari.
Para ilmuwan belum bisa menentukan puncak pasti dari periode aktivitas maksimum Matahari ini, karena memerlukan pengamatan selama beberapa bulan untuk melihat penurunan aktivitas yang stabil. Siklus matahari telah diamati sejak Galileo pertama kali melihat bintik matahari pada tahun 1600-an. Setiap siklus berbeda, ada yang puncaknya lebih besar dan singkat, sementara yang lain berlangsung lebih lama dengan intensitas yang lebih rendah.
Secara keseluruhan, periode aktivitas maksimum Matahari, membawa tantangan besar bagi teknologi di Bumi dan peluang bagi para ilmuwan untuk lebih memahami bintang terdekat kita, Matahari.