Para astronom dari Caltech dan MIT berhasil mengamati fenomena baru: sistem tiga bintang dengan satu di antaranya adalah lubang hitam!
Sistem ini disebut V404 Cygni, di mana lubang hitam di sistem “melahap” bintang kecil yang mengorbitnya dengan cepat, sementara bintang ketiga ditemukan mengitari lubang hitam setiap 70.000 tahun sekali dari jarak sangat jauh.
Selama lebih dari 30 tahun, bintang ketiga ini telah diamati lewat berbagai pengamatan, namun hanya dianggap sebagai objek yang kebetulan berada di dekat V404 Cygni. Baru setelah misi Gaia dari Badan Antariksa Eropa (ESA) mengukur posisi dan pergerakan dengan akurasi tinggi, diketahui bahwa bintang ini sebenarnya adalah bagian dari sistem tersebut, terikat secara gravitasi dengan lubang hitam. Hal ini diungkapkan oleh Kareem El-Badry, asisten profesor astronomi di Caltech.
Pertanyaan menarik dari penemuan ini adalah bagaimana lubang hitam bisa mempertahankan daya tarik gravitasi pada bintang ketiga yang sangat jauh. Biasanya, lubang hitam terbentuk dari ledakan dahsyat supernova, yang sering kali melontarkan objek-objek yang berada jauh karena ikatan gravitasi yang lemah. Namun, tim peneliti menduga bahwa lubang hitam ini terbentuk melalui proses yang lebih halus, yaitu implosi ketika bintang mengalami keruntuhan tanpa ledakan, sehingga tidak mengganggu orbit bintang ketiga.
Penemuan ini membuka peluang untuk menemukan lebih banyak sistem lubang hitam ganda yang memiliki bintang ketiga. Jika ternyata sistem seperti ini umum, itu dapat menjelaskan beberapa pertanyaan lama tentang bagaimana sistem bintang biner lubang hitam terbentuk. Selama ini, teori tentang evolusi sistem bintang bertiga telah diprediksi, namun baru sekarang ada bukti langsung dari pengamatan.
Fenomena ini menunjukkan bahwa lubang hitam tidak selalu terbentuk dari ledakan supernova besar, melainkan bisa juga dari runtuhan bintang yang lebih tenang. Penemuan ini juga membuka jalur baru untuk memahami bagaimana bintang ganda dan sistem tiga bintang berevolusi di alam semesta yang menantang teori sebelumnya tentang pembentukan lubang hitam.
Dengan menggunakan teleskop masa depan, seperti Gaia dan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA), para ilmuwan berharap dapat menemukan lebih banyak bukti tentang sistem seperti ini dan mengeksplorasi evolusi bintang dan lubang hitam di alam semesta yang lebih luas.