Rekonstruksi Ulang Foto Lubang Hitam di Pusat Bimasakti

Tim astronom dari National Astronomical Observatory of Japan (NAOJ) berhasil mengungkap detail baru lubang hitam supermasif di pusat Galaksi Bima Sakti.

Hasil rekonstruksi lubang hitam supermasif Sagittarius A*. Kredit: Miyoshi et al

Pada tahun 2017, para astronom dalam kolaborasi Teleskop Event Horizon (EHT) menganalisis data pengamatan lubang hitam supermasif di pusat Bimasakti. Dalam analisis tersebut, mereka menemukan kalau struktur di sekitar lubang hitam supermasif Sagittarius A* ternyata berbentuk lonjong ke arah timur-barat dan memiliki kecerlangan yang berbeda pada tiap sisinya.

Bimasakti, galaksi yang jadi lokasi hunian Matahari ini merupakan hunian lebih dari 100 miliar bintang dengan lubang hitam supermasif raksasa di pusatnya. Lubang hitam bernama Sagittarius A* ini memiliki massa 4 juta massa Matahari dan gravitasinya pun sangat kuat. Akibatnya, cahaya pun tidak bisa lepas dari lubang hitam. Dengan demikian, lubang hitam ini tidak tampak oleh kita. Tapi, gerakan cepat bintang-bintang di sekitarnya menjadi petunjuk keberadaannya. Dengan menganalisis area sekitar lubang hitam, para astronom berusaha memahami lebih dalam sifat dari objek misterius ini.

Kolaborasi EHT menggunakan jaringan delapan teleskop radio yang bekerja dengan teknik interferometri untuk menghasilkan teleskop virtual sebesar Bumi untuk menangkap gambar Sagitarius A*. Hasilnya, para astronom bisa memotret cincin cahaya yang melingkari area gelap, penanda adanya lubang hitam. Namun, data yang dihasilkan mencakup beberapa bagian yang tak lengkap. Karena itu, para astronom menggunakan algoritma khusus untuk merekonstruksi kembali bagian-bagian lubang hitam menjadi gambar utuh.

Dalam penelitian ini, tim Miyoshi memilih metode analisis berbeda dari yang digunakan EHT. Hasilnya tampak bentuk lonjong dan area yang lebih terang di bagian timur. Menurut Miyoshi, ini menunjukkan bahwa cakram akresi di sekitar lubang hitam sedang berputar. Gambar yang dihasilkan Miyoshi dan tim sedikit lonjong ke arah timur-barat, dengan sisi timur lebih terang. Hak ini menjadi tanda piringan akresi yang mengelilingi lubang hitam sedang berotasi.

Data EHT yang dipublikasikan bebas memungkinkan para peneliti dari berbagai negara melakukan verifikasi secara mandiri. Pengamatan dengan teknik interferometri radio, yang menghubungkan teleskop dari berbagai penjuru dunia, menjadi bagian teknologi yang terus berkembang. Verifikasi ini adalah bagian penting dalam penelitian lubang hitam karena dengan adanya diskusi dan pendekatan yang berbeda, gambaran yang lebih akurat tentang Sagitarius A* diharapkan dapat terwujud. Penelitian ini memberi dampak besar pada pemahaman ilmiah, mengingat lubang hitam supermasif memainkan peran penting dalam struktur dan evolusi galaksi.

Tinggalkan Balasan