Terkuaknya Tabir Pembentukan Galaksi Elips

Setelah puluhan tahun mencari, akhirnya para astronom menemukan jawaban misteri terbentuknya galaksi terbesar di alam semesta.

Foto galaksi yang sedang bergabung. Kredit: NASA
Foto galaksi yang sedang bergabung. Kredit: NASA

Penelitian terbaru berhasil menemukan “lokasi kelahiran” galaksi elips raksasa, yang memberikan petunjuk baru bagaimana sistem purba ini terbentuk.

Dari kenampakan, galaksi elips tampak seperti bola pada sepakbola amerika dibandingkan Bimasakti yang tampak seperti cakram atau piringan datar. Dan tampaknya galaksi elips ini terbentuk melalui fenomena yang luar biasa. Para astronom menemukan kalau aliran gas dingin dan tabrakan antar galaksi memicu kelahiran galaksi raksasa ini.

Tabrakan dua galaksi cakram menyebabkan gas – bahan bakar pembentuk bintang – bergerak ke pusat galaksi dan menciptakan triliunan bintang baru. Fenomena ini terjadi sekitar 8–12 miliar tahun lalu, saat alam semesta berada dalam fase aktif evolusinya.

Teknik Baru Menguak Rahasia Galaksi

Studi yang diterbitkan di jurnal Nature ini melibatkan kolaborasi para ilmuwan dari Purple Mountain Observatory di China dan Chinese Academy of Science. Mereka menganalisis lebih dari 100 galaksi pembentuk bintang di alam semesta jauh menggunakan teleskop radio terbesar di dunia, ALMA, yang terletak di Gurun Atacama, Chile.

Penemuan ini berhasil dicapai berkat teknik terbaru yang memungkinkan para ilmuwan memetakan distribusi cahaya dari galaksi-galaksi bercahaya tinggi di alam semesta awal. Dan penelitian ini tak pelak memberikan bukti pertama kalau galaksi elips terbentuk dalam periode intens pembentukan bintang di inti galaksi.

Galaksi-galaksi ini terbentuk sangat cepat, dengan gas yang ditarik sebagai asupan makanan lubang hitam supermasif di pusat galaksi dan memicu ledakan pembentukan bintang. Tingkat pembentukan bintang ini terjadi 10 hingga 100 kali lebih cepat dibandingkan dengan Bimasakti kita.

Menjawab Misteri yang Telah Berlangsung Puluhan Tahun

Penemuan ini menjawab teka-teki yang telah membingungkan para astrofisikawan selama beberapa dekade. Gas yang bergerak ke pusat galaksi memicu ledakan bintang dalam jumlah besar, mempercepat evolusi galaksi raksasa ini di masa awal alam semesta.

Para peneliti menggunakan proyek arsip terbuka A3COSMOS dan A3GOODSS untuk mendapatkan data berkualitas tinggi dari galaksi-galaksi jauh. Dengan teknik ini, mereka dapat mengamati proses yang terjadi miliaran tahun lalu.

Penelitian selanjutnya akan menggabungkan hasil ini dengan data dari teleskop luar angkasa JWST, satelit Euclid, dan Stasiun Luar Angkasa China. Penggabungan data ini akan membantu memetakan komponen bintang di dalam galaksi dan memberikan gambaran lebih lengkap tentang evolusi galaksi.

Tinggalkan Balasan