Sabuk Eksokomet: Petunjuk Baru dalam Pembentukan Planet

Untuk pertama kalinya, para astronom berhasil mengabadikan foto dari puluhan sabuk di sekitar bintang-bintang terdekat yang dipenuhi dengan komet dan batuan kecil yang mengorbit di dalamnya.

Galeri eksokomet. Kredit: Luca Matra/Center for Astrophysics

Dalam penelitian terbaru ini, para ilmuwan menemukan 74 bintang yang memiliki sabuk eksokomet dengan cakupan rentang usia yang luas, dari yang baru terbentuk hingga yang berusia miliaran tahun. Untuk mendeteksi eksokomet, para astronom memanfaatkan dua fasilitas radio yang mampu menangkap gelombang elektromagnetik pada rentang tertentu.

Submillimeter Array (SMA), yang terdiri dari delapan teleskop radio di Maunakea, Hawaii, serta Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) dengan 66 teleskop radio di Gurun Atacama, Chile, memainkan peran kunci dalam penelitian ini. Kedua fasilitas ini bekerja sama dalam program REASONS (REsolved ALMA and SMA Observations of Nearby Stars), yang menghasilkan pemetaan dan analisis mendalam mengenai lokasi dan struktur sabuk eksokomet.

Di wilayah sabuk eksokomet ini, suhu sangat rendah, berkisar antara -250º C hingga -150º C. Kondisi ini memungkinkan sebagian besar senyawa, termasuk air, membeku menjadi es di permukaan eksokomet. Dengan demikian, penelitian ini juga mengungkap lokasi reservoir es dalam sistem planet.

Eksokomet adalah batuan besar yang diselubungi es, berukuran minimal satu kilometer, yang saling bertabrakan dalam sabuk dan menghasilkan serpihan kecil. Sabuk eksokomet ditemukan di sekitar 20% sistem planet, termasuk Tata Surya kita sendiri. Penemuan ini penting karena bisa memberi pemahaman terkait peran komet dalam pembentukan bintang dan sistem planet.

Salah satu contoh sabuk komet di Tata Surya kita adalah Sabuk Kuiper, yang terletak jauh di luar orbit Pluto. Beberapa ilmuwan berhipotesis bahwa Sabuk Kuiper adalah sumber utama air bagi Tata Surya bagian dalam, termasuk Bumi, yang dibawa oleh komet miliaran tahun lalu.

Galeri baru yang dihasilkan dari penelitian ini menunjukkan keberagaman luar biasa dalam struktur sabuk eksokomet. Beberapa sabuk berbentuk cincin sempit, sementara yang lain lebih luas dan lebih mirip cakram. Selain itu, beberapa dari 74 sistem eksokomet ini memiliki lebih dari satu cincin atau cakram, dan ada yang memiliki orbit eksentrik, menyerupai bentuk oval alih-alih lingkaran sempurna. Fenomena ini menunjukkan kemungkinan adanya planet atau bulan yang belum terdeteksi yang gravitasi mereka memengaruhi distribusi batuan kecil dalam sistem tersebut.

Dataset dari proyek REASONS akan membantu studi lebih lanjut tentang kelahiran dan evolusi sabuk eksokomet serta pengamatan lanjutan di berbagai panjang gelombang, dari Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) hingga generasi berikutnya dari Teleskop Super Besar dan peningkatan ALMA yang akan datang. Dengan teknologi yang semakin berkembang, kita mungkin semakin dekat untuk memahami bagaimana sistem planet, termasuk Tata Surya kita, terbentuk dan berevolusi.

Tinggalkan Balasan