Ada mawar kosmis megah yang sedang berkembang di hamparan langit, dipupuk oleh siklus kehidupan bintang yang terus berlangsung di dalamnya.

Image Processing: J. Miller & M. Rodriguez (International Gemini Observatory/NSF NOIRLab), T.A. Rector (University of Alaska Anchorage/NSF NOIRLab), M. Zamani (NSF NOIRLab)
Inilah NGC 2040, gugus bintang muda yang dikelilingi nebula bercahaya merah, jingga, dan kuning keemasan, sebagaimana tampak dalam gambar menakjubkan yang diabadikan oleh teleskop Gemini South. Gugus bintang ini menjadi saksi bisu atas dramatisnya perjalanan kehidupan bintang, dari lahir hingga akhirnya mati dalam ledakan dahsyat.
NGC 2040 terletak di Awan Magellan Besar, galaksi satelit Bimasakti yang jaraknya sekitar 160.000 tahun cahaya dari Bumi. Sebagai gugus bintang terbuka yang tergolong dalam asosiasi OB, NGC 2040 diisi lebih dari selusin bintang raksasa bertipe O dan B. Bintang-bintang ini hidup dalam waktu yang relatif singkat, hanya beberapa juta tahun sebelum akhirnya meledak sebagai supernova. Energi dahsyat yang dilepaskan dari ledakan ini berperan dalam membentuk struktur NGC 2040 sekaligus menjadi bahan bakar bagi bintang generasi berikutnya.
Nebula yang menyelimuti NGC 2040 sebagian besar terdiri dari hidrogen dan oksigen. Gas-gas ini berpendar akibat paparan radiasi ultraviolet dari bintang-bintang masif di sekitarnya. Hasilnya adalah cahaya dalam berbagai panjang gelombang, mulai dari ultraviolet hingga inframerah. Dengan menggunakan filter khusus, teleskop Gemini Selatan berhasil menangkap warna-warna khas dari emisi gas ini, seperti merah dan jingga dari hidrogen yang menyala serta biru pucat dari oksigen bercahaya. Sementara itu, cahaya putih terang menandakan area yang kaya akan kedua unsur tersebut.
Gugus bintang ini tidak berdiri sendiri. Pengamatan terbaru menunjukkan bahwa NGC 2040 merupakan bagian dari struktur gas antarbintang besar yang disebut LH 88, salah satu wilayah pembentukan bintang paling aktif di Awan Magellan Besar. Dalam beberapa juta tahun ke depan, ribuan bintang baru akan lahir di kawasan ini, menandai siklus kehidupan kosmis yang tak berkesudahan.
Bintang-bintang di galaksi kita, termasuk Matahari, kemungkinan besar juga lahir dalam gugus terbuka seperti NGC 2040. Ketika bintang bertipe O dan B di gugus ini akhirnya mati sebagai supernova, mereka akan memperkaya lingkungan dengan unsur-unsur seperti karbon, oksigen, dan besi. Bersama dengan hidrogen yang melimpah, unsur-unsur ini menjadi bahan dasar bagi terbentuknya bintang-bintang baru, planet-planet, dan mungkin kehidupan di masa mendatang.
Meski tampak terpisah di langit, bintang-bintang terang dalam citra ini sebenarnya bergerak dalam lintasan yang serupa, menandakan bahwa mereka memiliki asal-usul yang sama. Sementara itu, struktur nebula berlapis di LH 88 merupakan sisa-sisa bintang yang telah lama mati. Gelombang kejut dari supernova dan hembusan angin bintang telah membentuk pola indah menyerupai kelopak mawar yang lembut.
Namun, keindahan “mawar kosmis” ini tidak abadi. Dalam hitungan beberapa juta tahun, gas dan debu di sekitarnya akan terserap oleh bintang-bintang muda atau terdorong ke ruang antarbintang. Para bintang yang lahir di NGC 2040 pun akan menyebar, menjalani perjalanan panjang mereka di galaksi.
NGC 2040 bukan sekadar pemandangan luar biasa di angkasa. Ia adalah pengingat bahwa dalam kosmos, kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari sesuatu yang baru. Seperti kelopak mawar yang gugur dan menjadi pupuk bagi tanaman baru, debu bintang yang telah mati menjadi benih bagi generasi bintang berikutnya, melanjutkan siklus kehidupan di alam semesta yang luas dan penuh misteri.