Chang’e-6 menjadi misi pertama yang berhasil membawa pulang sampel tanah dari sisi jauh Bulan, wilayah yang sebelumnya belum pernah dijamah manusia atau robot.

Dari data yang adam diperkirakan dataran lava di lokasi pendaratan ini berusia sekitar 2,8 miliar tahun. Ini menjadikan sampel Chang’e-6 sebagai “jembatan waktu” penting antara usia sampel Chang’e-5 (~2,0 miliar tahun) dan sampel misi Apollo (>3,2 miliar tahun).
Dengan kata lain, tanah dari Chang’e-6 menyimpan jejak sejarah pelapukan luar angkasa Bulan selama 2,8 miliar tahun terakhir.
Angin Matahari vs. Meteoroid Mikro
Pelapukan luar angkasa di permukaan Bulan terutama disebabkan oleh dua faktor utama yakni Implantasi angin matahari dan tumbukan meteoroid mikro. Namun, sejauh ini kontribusi relatif keduanya masih menjadi misteri. Sampel Chang’e-6 memberikan petunjuk penting: pelapukan yang terjadi lebih banyak dipengaruhi oleh angin matahari dibanding tumbukan meteoroid.
Buktinya? Tanah Bulan dari Chang’e-6:
- Memiliki kematangan spektroskopik tinggi (ciri tanah yang telah terpapar lingkungan luar angkasa dalam waktu lama)
- Namun, memiliki kandungan aglutinat kaca (hasil tumbukan meteoroid) yang lebih rendah dari biasanya — hanya <30% dibanding rata-rata 50–70% pada sampel misi Apollo.
Tanah Bulan yang Lebih “Muda”
Lokasi pendaratan Chang’e-6 dan Chang’e-5 berada di dataran maria yang lebih muda, sehingga proses tumbukannya lebih lemah dibanding wilayah yang lebih tua. Akibatnya:
- Efisiensi pencampuran tanah (gardening) menurun
- Lapisan pelapukan optik menjadi lebih tipis
- Lapisan permukaan lebih didominasi oleh dampak angin matahari daripada tumbukan
Menariknya, hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa gas buangan roket saat pendaratan mengganggu lapisan atas tanah, sehingga mengangkat tanah bawah yang belum terlalu matang ke permukaan dan dibawa pulang oleh misi Chang’e-6.
Mengungkap Evolusi Pelapukan Bulan
Studi ini menunjukkan bahwa karakteristik pelapukan luar angkasa berubah setelah 3 miliar tahun yang lalu, seiring dengan berkurangnya jumlah dan kekuatan tumbukan meteoroid mikro serta dominasi efek angin matahari. Hasil ini penting untuk memahami asal usul dan mekanisme pelapukan luar angkasa di Bulan.
Dengan membandingkan data dari Chang’e-6, Chang’e-5, dan misi Apollo, para ilmuwan kini memiliki gambaran lebih utuh tentang bagaimana tanah Bulan berubah selama miliaran tahun. Penelitian ini juga memberi petunjuk penting bagi misi eksplorasi masa depan dan membantu kita memahami bagaimana lingkungan luar angkasa memengaruhi permukaan benda-benda langit.