Curiosity Singkap Misteri Hilangnya Atmosfer Mars

Penemuan mineral siderit oleh robot penjelajah Curiosity bisa jadi kunci teka-teki atmosfer Mars yang dulu tebal dan kaya karbon dioksida.

Situs Ubajara yang jadi lokasi mineral siderit yang ditemukan robot penjelajah Curiosity. Kredit: NASA/JPL-Caltech/MSSS

Mars, si Planet Merah, mungkin pernah terlihat sangat berbeda miliaran tahun lalu. Lautan cair mengalir di permukaannya, dan atmosfer tebal yang kaya karbon dioksida menyelimuti langitnya. Tapi kini, yang tersisa hanyalah dunia kering dan dingin dengan atmosfer tipis dan rapuh.

Ke mana perginya atmosfer itu?

Itulah misteri besar yang coba dipecahkan para ilmuwan sejak lama. Dan kini, sebuah penemuan mengejutkan dari NASA Curiosity Rover memberi petunjuk penting: sebuah mineral bernama siderit—karbonat besi—yang tersembunyi di bawah permukaan Mars.

Petunjuk dari dalam Gunung Mars

Curiosity telah menjelajahi Kawah Gale di Mars sejak 2012, dan kini mendaki lereng Gunung Sharp yang menjulang di tengah kawah. Di tiga titik pengeboran terbaru di lapisan batuan kaya sulfat, para ilmuwan menemukan siderit dalam jumlah yang mencolok.

Mineral ini bukan sekadar batuan biasa. Siderit terbentuk ketika karbon dioksida dan air bereaksi dengan batuan. Dengan kata lain, ia adalah fosil kimia dari atmosfer masa lalu.

“Penemuan siderit yang melimpah di Kawah Gale adalah terobosan mengejutkan dan penting,” kata Benjamin Tutolo, peneliti dari University of Calgary dan penulis utama studi yang terbit di jurnal Science bulan April 2025.

Mesin Waktu di Mars

Untuk menyelidiki kandungan kimia Mars, Curiosity mengebor hingga 3–4 cm ke dalam batu, lalu menganalisis serbuknya dengan instrumen CheMin, semacam laboratorium mini X-ray di tubuh robot. Hasilnya kemudian diproses di NASA Johnson Space Center, Houston.

“Setiap lapisan Mars yang kami bor seperti membuka lembaran sejarah,” ujar Thomas Bristow, ilmuwan dari NASA Ames dan salah satu penulis studi. “Beberapa sentimeter di bawah permukaan bisa memberi gambaran tentang kondisi Mars 3,5 miliar tahun lalu.”

Sebelumnya, para ilmuwan sempat bingung karena pencarian karbonat lewat teleskop inframerah dari orbit tak menunjukkan hasil sesuai prediksi. Tapi kini, mereka menyadari: mungkin saja karbonat seperti siderit tersembunyi di bawah permukaan, tak tampak dari luar, atau tertutup oleh mineral lain.

Jejak Atmosfer yang Tersimpan

Jika lapisan batuan lain yang kaya sulfat di Mars juga mengandung karbonat, itu berarti sebagian karbon dioksida purba Mars mungkin masih ada—terperangkap dalam batuan. Namun jumlahnya tampaknya tidak cukup untuk menjelaskan atmosfer tebal di masa lalu.

Maka ada dua kemungkinan: sisanya mungkin masih tersembunyi di tempat lain… atau sudah lepas ke luar angkasa seiring waktu.

Misi masa depan akan sangat penting untuk menjawab pertanyaan ini. Apakah misteri atmosfer Mars bisa kita pecahkan sepenuhnya? Setidaknya, dengan penemuan ini, satu lembar sejarah Planet Merah telah terbuka. Dan siapa tahu—jawaban lengkapnya mungkin menunggu di bawah permukaan yang masih belum dijelajahi.

Jika kamu tertarik pada evolusi Mars, mineral purba, dan teka-teki atmosfer planet, penemuan siderit ini adalah kabar baik. Mars mungkin masih menyimpan rahasianya, tapi sedikit demi sedikit, kita sedang membuka petanya—dari batu ke batu, dari masa kini ke masa lalu.

Tinggalkan Balasan