Dalam sebuah penemuan langka, astronom berhasil menyaksikan langsung bagaimana sebuah galaksi ‘menusuk’ galaksi lain dengan radiasi dari kuasarnya. Momen dramatis yang menghambat kelahiran bintang-bintang baru.

Sistem ini dijuluki sebagai “cosmic joust” atau “pertarungan kosmik” karena dua galaksi yang terlibat tampak terus saling mendekat dan bertabrakan dengan kecepatan hingga 500 km/detik, layaknya ksatria dalam turnamen abad pertengahan. Namun, dalam pertarungan ini, salah satu galaksi membawa senjata yang jauh lebih berbahaya: kuasar.
Kuasar adalah inti galaksi yang sangat terang, dipicu oleh aktivitas lubang hitam supermasif di pusatnya yang menyedot materi dalam jumlah besar. Radiasi yang dipancarkan oleh kuasar dalam sistem ini menembus galaksi pasangannya, mengganggu struktur awan gas dan debu, materi penting untuk pembentukan bintang.
Untuk pertama kalinya, para astronom menyaksikan langsung dampak radiasi kuasar terhadap struktur internal gas di galaksi normal. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa radiasi tersebut menghancurkan awan gas, menyisakan hanya kantung-kantung kecil yang terlalu padat dan kecil untuk membentuk bintang. Ini menyebabkan penurunan kemampuan galaksi yang terdampak untuk membentuk generasi bintang baru.
Namun, dampaknya tidak sepihak. Saat dua galaksi bertabrakan, tabrakan tersebut membawa gas segar ke pusat galaksi yang menjadi kuasar, memberi “bahan bakar” tambahan untuk lubang hitam dan memperkuat pancaran radiasinya.
Cahaya dari sistem galaksi ini membutuhkan waktu lebih dari 11 miliar tahun untuk mencapai Bumi, sehingga yang kita lihat saat ini merupakan kondisi ketika alam semesta masih sangat muda—baru sekitar 18% dari usianya sekarang.
Dengan resolusi tinggi ALMA, dua galaksi yang sebelumnya tampak sebagai satu objek kini bisa dibedakan dengan jelas. Instrumen X-shooter di teleskop VLT memungkinkan tim menganalisis cahaya kuasar saat melewati galaksi yang terdampak, memperlihatkan secara langsung kerusakan yang ditimbulkan oleh radiasi.
Penemuan ini menjadi bukti nyata bahwa tabrakan galaksi bukan sekadar benturan gravitasi, tapi juga pertarungan energi yang dapat mengubah nasib galaksi secara permanen.