Di permukaan Mars yang dingin dan berdebu, tersembunyi sebuah fitur geologis yang merekam sejarah planet merah selama miliaran tahun: Deuteronilus Cavus.

Ini adalah kawah berdiameter sekitar 120 kilometer yang baru-baru ini dipotret oleh kamera resolusi tinggi milik misi Mars Express milik European Space Agency (ESA).
Namun ini bukan kawah biasa. Deuteronilus Cavus ibarat sebuah kue lapis geologi—lapisan demi lapisan tersusun dari hasil tumbukan meteorit, aliran lava, aliran air, es, angin, dan debu vulkanik, semuanya berkontribusi pada bentuk kompleks yang kita lihat hari ini.
Jejak Tumbukan dan Aliran Es
Bentuk hampir bundar dari kawah ini mengindikasikan bahwa ia terbentuk oleh tumbukan benda langit antara 4,1 hingga 3,7 miliar tahun lalu, saat Mars masih sering dihujani asteroid dan komet. Seiring waktu, air dan es mengikis dan memperluas tepi kawah, membuat ukurannya hampir dua kali lipat dari semula.
Terlihat pula saluran bercabang yang memotong dinding kawah. Para ilmuwan menduga saluran ini terbentuk baik dari aliran air permukaan maupun dari air bawah tanah yang merosot, menyebabkan permukaan di atasnya runtuh.
Bekas-bekas alur memanjang di dasar saluran menunjukkan adanya gletser yang pernah meluncur perlahan membawa batuan beku yang terperangkap dalam es. Batuan inilah yang kemudian mengukir jejak seperti parit kecil, yang masih bisa diamati hingga sekarang.
Glasiers dan “Kue Batu” di Dalam Kawah
Tepat di bawah dinding kawah, para ilmuwan melihat fitur khas yang disebut “debris aprons”—ujung seperti lidah yang terbentuk dari es yang tercampur dengan puing batuan. Ini terbentuk selama periode glasiasi, saat Mars mengalami kemiringan sumbu rotasi yang jauh lebih ekstrem dibanding saat ini.
Di bagian dalam kawah, pemandangannya tak kalah menarik: blok-blok batu tak beraturan, dataran halus, dan saluran-saluran kecil menyatu membentuk lanskap seperti “kue rocky road” dalam bentuk geologis. Knob dan mesa—struktur batu yang lebih keras—menjulang di antara material yang lebih lunak, kemungkinan merupakan sisa dari puncak batu besar yang pernah berdiri di tengah kawah.
Bagian dalam kawah ini juga diselimuti endapan gelap yang kemungkinan besar merupakan debu vulkanik yang terbawa angin. Namun, di sela-selanya, terlihat endapan terang yang mengandung mineral lempung, hasil interaksi antara abu vulkanik dan air—menandakan bahwa pernah ada genangan air di kawah ini dalam waktu yang cukup lama.
Riak Lava dan Geologi Mars
Lingkungan sekitar kawah memperlihatkan “kerutan punggung bukit”, tonjolan permukaan yang terbentuk ketika aliran lava mendingin dan mengerut. Ini adalah bukti kuat aktivitas vulkanik di masa lalu, memberikan gambaran bagaimana permukaan Mars dibentuk tidak hanya oleh benturan luar angkasa, tapi juga oleh energi dari dalam planet itu sendiri.
Dengan fitur-fitur yang saling bertumpuk dan saling berinteraksi ini, Deuteronilus Cavus menjadi kapsul waktu geologi, memberi ilmuwan resep lengkap untuk memahami sejarah Mars dari sisi bentang alam, iklim purba, hingga dinamika internal planet.
Selama lebih dari dua dekade, misi Mars Express telah menjelajahi lanskap Mars, mengungkap potongan-potongan penting dari teka-teki planet tetangga kita. Dan kawah seperti Deuteronilus Cavus adalah pengingat bahwa di balik lapisan debu merah Mars, tersembunyi kisah planet yang pernah aktif dan jauh lebih dinamis dari yang kita bayangkan.