3I/ATLAS: Tamu Antarbintang Ketiga Sambangi Tata Surya

Setelah kedatangan ʻOumuamua pada 2017 dan Borisov pada 2019, kini Tata Surya kembali dikunjungi oleh tamu dari luar Tata Surya, sebuah komet antarbintang 3I/ATLAS.

Komet antarbintang 3I/ATLAS yang dipotret tanggal 2 Juli 2025. Kredit: Filipp Romanov.

Penemuan ini diumumkan oleh Minor Planet Center pada 1 Juli 2025, menjadikannya objek antarbintang ketiga yang pernah terdeteksi manusia.

3I/ATLAS pertama kali ditemukan oleh teleskop ATLAS (Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System) yang berbasis di Río Hurtado, Chili. Pergerakannya yang sangat cepat dan orbit hiperbolik yang ekstrem dengan eksentrisitas sekitar 6,2. Dan ini yang menjadi petunjuk awal bahwa benda ini tidak berasal dari Tata Surya. Kecepatannya yang mencapai hampir 60 km/detik pada jarak tak hingga menunjukkan bahwa ia datang dari ruang antarbintang dan akan kembali ke sana setelah melintasi sistem kita.

Komposisi dan Aktivitas: Komentar Sebagai Komet Aktif

Berbeda dengan ʻOumuamua yang pasif dan lebih menyerupai asteroid, 3I/ATLAS menunjukkan tanda-tanda aktivitas komet. Ia memiliki koma, selubung kabut dari gas dan debu yang terbentuk akibat pemanasan Matahari dan kemungkinan ekor tipis yang mulai muncul seiring mendekatnya ke perihelion.

Berdasarkan kecerahan dan model reflektansi, estimasi awal menunjukkan diameter inti sekitar 10–20 kilometer, jauh lebih besar dari ʻOumuamua maupun Borisov. Ini menjadikannya komet antarbintang terbesar yang pernah terdeteksi.

Lintasan 3I/ATLAS membawa komet ini dari arah rasi Sagitarius, mendekati Matahari dengan sudut kemiringan orbit yang curam. Titik terdekatnya dengan Matahari (perihelion) diperkirakan terjadi pada 29-30 September 2025 pada jarak 1,4 sa, di dalam orbit Mars. Sementara jarak terdekatnya dengan Bumi sekitar 1,6 sa, sehingga tidak menimbulkan ancaman tabrakan.

Karena posisinya yang relatif jauh dan magnitudo visualnya hanya mencapai sekitar 15, objek ini terlalu redup untuk diamati dengan mata telanjang, tetapi masih dapat ditargetkan oleh teleskop amatir besar dan observatorium profesional.

3I/ATLAS membuka jendela langka untuk mempelajari materi yang terbentuk di sistem bintang lain. Analisis spektroskopi terhadap gas dan debu yang dilepaskan oleh komet ini akan memungkinkan para ilmuwan membandingkan komposisinya dengan komet-komet lokal di Tata Surya. Hal ini dapat menjawab pertanyaan penting tentang apakah sistem bintang lain memiliki kimia yang serupa dengan milik kita.

Beberapa observatorium besar, seperti Very Large Telescope (VLT) di Chili, Subaru Telescope di Hawaii, dan mungkin James Webb Space Telescope (JWST), direncanakan akan memantau komet ini selama perihelion-nya.

Tamu yang Singgah Sebentar

Setelah melintasi Tata Surya bagian dalam selama beberapa bulan, 3I/ATLAS akan terus bergerak menuju pinggiran Tata Surya dan akhirnya kembali ke ruang antarbintang. Perjalanannya yang cepat membuat waktu observasi relatif singkat. Namun, setiap data yang dikumpulkan dari objek ini menjadi bagian penting untuk memahami keragaman benda-benda langit di galaksi kita.

Kehadiran 3I/ATLAS mengingatkan kita bahwa Tata Surya tidak terisolasi. Ia adalah bagian dari galaksi yang dinamis, tempat di mana benda-benda langit dapat bepergian dari satu sistem ke sistem lainnya. Komposisi 3I/ATLAS mungkin menyimpan kisah awal pembentukan bintang lain, sebuah “surat kosmik” dari tetangga yang jauh, kini sedang singgah sejenak di langit kita.

Tinggalkan Balasan