Selama ini, para astronom hanya bisa membayangkan bagaimana awal kelahiran Tata Surya. Namun kini, untuk pertama kalinya, momen awal pembentukan planet berhasil ditangkap di luar sistem kita.

Menggunakan kombinasi kekuatan teleskop ALMA dan James Webb Space Telescope (JWST), tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Tomas Stolker berhasil mendeteksi jejak awal material padat yang menjadi cikal bakal planet, sebuah tonggak penting dalam studi pembentukan sistem planet.
Penemuan ini terjadi di sekitar bintang muda bernama HOPS-315 yang berjarak sekitar 1.300 tahun cahaya dari Bumi. Bintang ini sedang berada dalam fase ‘proto’, atau bayi bintang, dan dikelilingi oleh piringan gas dan debu, dikenal sebagai piringan protoplanet, tempat planet biasanya terbentuk.
Melissa McClure dari Universitas Leiden, menyebut bahwa inilah pertama kalinya para astronom bisa menangkap momen awal planet terbentuk di sistem lain selain Tata Surya. Ia menegaskan bahwa ini adalah awal dari proses panjang yang kelak melahirkan planet-planet layaknya Bumi.
Temuan ini menjadi penting karena selama ini, meskipun para astronom telah mendeteksi planet raksasa yang sudah terbentuk di sekitar bintang muda, proses awal saat debu mulai mengeras menjadi batuan kecil belum pernah diamati secara langsung. Kali ini, tim berhasil menemukan keberadaan silika monoksida (SiO)—gas panas yang baru saja mulai mengembun menjadi kristal mineral padat—tepat di sekitar orbit tempat sabuk asteroid berada di Tata Surya kita.
Merel van ‘t Hoff dari Purdue University menyamakan sistem ini dengan “potret bayi Tata Surya”. Sementara Edwin Bergin dari Universitas Michigan menambahkan bahwa proses kondensasi awal ini belum pernah terdeteksi sebelumnya di luar sistem kita.
Kristal mineral ini adalah bahan awal pembentuk planetesimal—batuan padat yang saling menempel dan tumbuh hingga menjadi planet. Di Tata Surya, material ini tercatat dalam meteorit kuno, memberi petunjuk kapan proses pembentukan dimulai. Kini, HOPS-315 memberikan analog luar biasa yang menunjukkan tahap serupa sedang terjadi di tempat lain di galaksi.
Tim pertama kali mendeteksi sinyal dari kristal ini menggunakan JWST. Namun, untuk menentukan lokasinya secara presisi, mereka mengandalkan teleskop ALMA yang berada di Gurun Atacama, Chile. Hasilnya, sinyal tersebut berasal dari area yang setara dengan lokasi sabuk asteroid kita—memberikan paralel yang mencengangkan antara sistem ini dan Tata Surya.
“Ini adalah sistem terbaik sejauh ini untuk mempelajari proses-proses awal pembentukan planet yang juga terjadi di Tata Surya kita,” ujar van ‘t Hoff.
ESO astronom Elizabeth Humphreys yang tidak terlibat dalam studi ini turut memuji hasil penelitian ini. Menurutnya, kombinasi kekuatan observasi JWST dan ALMA membuka jendela baru untuk menjelajahi piringan protoplanet dan sejarah pembentukan planet di seluruh alam semesta.