Dua Jenis Asteroid dengan Asal Usul yang Sama

Penelitian baru yang dipimpin Joe Masiero dari IPAC, menemukan dua jenis asteroid yang berbeda komposisi tapi bisa jadi terbentuk di wilayah yang sama pada masa awal Tata Surya.

Dua asteroid yang punya asal sama. Kredit: Caltech/IPAC/K. Miller

Membaca Masa Lalu Tata Surya Lewat Asteroid

Asteroid biasanya dikelompokkan berdasarkan sifat spektrumnya, cahaya yang dipantulkan permukaannya. Spektrum ini dapat menunjukkan keberadaan karbon, silikat, atau logam. Dalam studi ini, Masiero fokus pada dua kelas asteroid: tipe-M, yang kaya logam, dan tipe-K, yang tersusun dari campuran silikat dan material lain.

Sekilas, kedua kelas ini tampak berbeda jauh. Namun, hasil analisis menunjukkan keduanya memiliki lapisan tipis yang sama, yaitu troilit, mineral langka berupa besi sulfida. Troilit sangat jarang ditemukan, sehingga keberadaannya di dua kelas berbeda ini dianggap sebagai “sidik jari” yang menghubungkan keduanya.

Asteroid dan Fase Cahayanya

Seperti Bulan yang memiliki fase, asteroid pun menampakkan wajah berbeda tergantung sudut pandang relatif terhadap Matahari dan Bumi. Sudut ini disebut sudut fase, dan sangat memengaruhi cahaya yang dipantulkan. Dengan kata lain, komposisi mineral pada asteroid bisa terlihat berbeda tergantung dari sudut pengamatan.

Dalam penelitiannya, Masiero tidak hanya mengandalkan spektrum, tetapi juga memanfaatkan teknik polarisasi cahaya inframerah dekat. Polarisasi menggambarkan arah getaran gelombang cahaya, dan mineral yang berbeda akan memberikan respons polarisasi berbeda pula.

Dengan mengukur bagaimana polarisasi berubah saat asteroid berada pada phase angle tertentu, Masiero berhasil menyingkap detail mineral di permukaan asteroid, bahkan ketika mineral itu tidak menampakkan ciri khas pada spektrum cahaya biasa.

Untuk penelitian ini, Masiero menggunakan instrumen WIRC+Pol di Observatorium Palomar, California. Instrumen tersebut mampu merekam polarisasi inframerah dengan kepekaan yang belum tertandingi oleh teleskop lain. Dengan data ini, ia menemukan bahwa baik asteroid tipe-M maupun tipe-K ternyata sama-sama diselimuti lapisan debu troilit.

Satu Asal, Dua Wajah

Masiero menyimpulkan bahwa perbedaan besar antara tipe-M dan tipe-K tidak berarti keduanya lahir di lokasi berbeda. Sebaliknya, keduanya kemungkinan berasal dari objek yang sama, yakni objek besar dengan lapisan beragam seperti Bumi yang punya inti, mantel, dan kerak.

Asteroid tipe-M mungkin terbentuk dari lapisan dalam yang kaya logam, sementara tipe-K dari lapisan lebih luar yang didominasi silikat. Troilit bisa jadi merupakan debu yang tersebar luas setelah objek induk itu pecah akibat tumbukan besar, lalu menutupi pecahan-pecahannya.

Penemuan ini membuka jendela baru untuk memahami bagaimana planet-planet, termasuk Bumi, terbentuk. Masiero menekankan bahwa kita tidak bisa membelah Bumi untuk melihat isinya, tetapi asteroid memberikan potongan-potongan bukti yang membantu merekonstruksi sejarah Tata Surya.

Tinggalkan Balasan