Beberapa jam sebelum Matahari terbit, Wahana Parker milik NASA akhirnya diluncurkan dari Florida. Wahana ini akan memulai perjalanannya menuju Matahari untuk mempelajarinya.
Hasil pengamatan pertama akan dikirim Parker pada bulan Desember sekaligus menandai revolusi pemahaman yang akan disajikan dari Matahari, bintang yang menopang kehidupan di Bumi.
Wahana Parker yang diberangkatkan ke Matahari ini hanya seukuran mobil kecil dan diluncurkan dengan roket Delta IV Heavy dari Space Launch Complex-37 di Cape Canaveral Air Force Station. Tujuannya memang untuk mempelajari Matahari agar para ilmuwan bisa memprediksi cuaca antariksa atau peristiwa terkait yang berpotensi mengacaukan satelit, berbahaya bagi astronaut di orbit, mengganggu komunikasi radio, dan menyebabkan gangguan listrik.
Dalam minggu pertama perjalanannya, wahana Parker akan membuka antena bati-tinggi dan lengan magnetometer. Parker juga akan mengeluarkan salah satu antena medan listriknya. Uji instrumentasi akan dimulai awal September selama empat minggu dan setelah itu Parker akan mulai melakukan penelitian sainsnya.
Selama dua bulan ke depan, Wahana Parker menuju Venus. Parker akan melakukan manuver untuk mendapat bantuan gravitasi dari Venus pada awal Oktober. Dengan bantuan gravitasi dari Venus, Parker bisa menempatkan dirinya pada orbit yang diinginkan menuju Matahari. Terbang lintas pertama di Venus akan menempatkan Parker untuk berada pada jarak 24 juta km dari Matahari di awal November. Pada jarak ini, Parker akan tiba di korona Matahari.
Selama 7 tahun misinya, Parker akan melakukan 6 kali terbang lintas pada Venus dan 24 kali papasan dekat dengan Matahari. Jaraknya akan terus semakin dekat sampai akhirnya Wahana Parker bisa mencapai jarak 6 juta km dengan kecepatan 692 ribu km/jam. Ini akan jadi wahana tercepat yang pernah dibuat manusia.
Mempelajari Korona Matahari
Wahana Parker akan bertugas mengamati korona untuk memecahkan misteri Matahari yang sudah lama ingin diketahui. Rahasia teriknya korona yang bisa 300 kali lebih panas dari permukaan Matahari yang berada ribuan km di bawahnya. Selain itu, Parker juga akan mempelajari penyebab terjadinya angin supersonik, aliran materi Matahari yang dihembuskan ke seluruh Tata Surya. Dan akhirnya, mister di balik percepatan partikel energetik dari Matahari yang bisa mencapai setengah kecepatan cahaya saat partikel-partikel ini bergerak menjauh dari Matahari.
Lebih dari 60 tahun jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu dicari. Akan tetapi penyelidikan seperti ini butuh wahana yang tepat yang bisa selamat dari panasnya korona. Akhirnya dengan teknologi saat ini misi tersebut bisa diwujudkan.
Pertanyaan Gene Parker pada tahun 1958 tentang korona dan angin Matahari pada akhirnya bisa memperoleh jawabannya. Wahana Parker diberi nama sesuai nama Eugene Parker yang membangun teori tentang angin Matahari pada tahun 1958. Ini juga misi pertama NASA yang diberi nama sesuai nama astronom yang masih hidup.
Wahana Parker dilengkapi empat instrumen yang dirancang untuk mempelajari medan magnet, plasma dan partikel energetik, serta untuk memotret citra angin Matahari. Plakat yang mendedikasikan misi ini ke parker juga ditempatkan di wahana pada bulan Mei. Plakat tersebut diberi pesan : “Let’s see what lies ahead”, dan kartu memori yang berisi lebih dari 1,1 juta nama yang didaftarkan masyarakat untuk dibawa ke Matahari.
Sumber: NASA