Pencerminan dan Asap dari Semburan Sinar Gamma

John Hakkila dan mahasiswanya dari College of Charleston, US menemukan kekhasan dalam kurva cahaya semburan sinar gamma (GRB) yang bisa menjadi terobosan untuk memahami mengapa GRB terjadi.

Ilustrasi Semburan SInar Gamma. Kredit: NASA/GSFC
Ilustrasi Semburan SInar Gamma. Kredit: NASA/GSFC

GRB adalah ledakan intrinsik paling terang yang dikenal di alam semesta. Ledakan ini berlangsung singkat hanya dalam beberapa detik tapi bisa juga beberapa menit. GRB diduga berasal dari pembentukan lubang hitam yang disertai supernova ataupun tabrakan dua bintang neutron. Pancaran radiasi GRB yang intens hanya bisa diamati saat ledakan itu mengarah ke Bumi. Meskipun dmeikian, kejadian ini bisa disaksikan si seluruh alam semesta.

Untuk itu, para astronom ini mempelajari enam ledakan sinar gamma yang sangat terang dan menemukan bahwa denyutan yang diamati pada GRB ini memperlihatkan struktur mirip gelombang pembalikan waktu yang kompleks. Atau dengan kata lain, setiap denyut GRB menunjukkan suatu peristiwa di mana waktu tampak berulang secara terbalik.

Efek pencerminan ini baru diketahui setelah kehadiran asap dari keterbatasan sensitivitas instrumen muncul dan mengotori cahaya GRB. Akibatnya denyut cahaya yang terangnya normal memiliki tiga puncak pada kurva cahaya dan kurva cahaya pulsasi yang redup dan tampak seperti benjolan sederhana. Hanya kurva cahaya denyut GRB paling terang yang menunjukkan struktur gelombang waktu terbalik.

Keberadaan kurva cahaya waktu terbalik ini tidak bertentangan dengan hukum sebab akibat. Menurut para astronom, ketika gelombang ledakan atau partikel yang terlontar dipancarkan, pada saat yang sama gelombang tersebut dipantulkan dalam ledakan GRB yang bergerak dalam distribusi awan simetris.

Sumber: College of Charleston

Tinggalkan Balasan