Untuk pertama kalinya, massa eksoplanet muda Beta Pictoris b berhasil diungkap dari data yang diperoleh satelit Gaia dan Hipparcos.
Ignas Snellen dan Anthony Brown , duo astronom dari Universita Leiden, Belanda, menghitung massa Beta Pictoris b dari data gerak bintang induknya. Pengamatan yang dimulai oleh Hipparcos dan dilanjutkan Gaia memperlihatkan gerak Beta Pictoris dalam waktu yang cukup panjang.
Beta Pictoris b adalah planet gas raksasa mirip Jupiter yang massanya berada pada rentang 9 – 13 kali lebih masif dari Jupiter. Eksoplanet ini ditemukan tahun 2008 saat Very Large Telescope milik ESI di Chile berhasil memotret sistem Beta Pictoris.
Dari sisi usia, eksoplanet Beta Pictoris b maupun bintang induknya masih sangat muda yakni 20 juta tahun. Sekitar 225 kali lebih muda dibanding Tata Surya. Sistem ini baru terbentuk, dan bisa dijadikan sasaran pembelajaran untuk memahami pembentukan planet maupun perilakunya pada tahap awal evolusi sistem.
Eksoplanet Beta Pictoris b mengitari bintang Beta Pictoris, bintang terang kedua di rasi Pictor. Bintang sangat panas, berotasi cepat dan berdenyut. Akibatnya sulit untuk mengukur perubahan kecepatan radial bintang saat bergerak mendekat dan menjauh dari Bumi. Perubahan kecepatan radial bintang disebabkan oleh gaya tarik planet yang ada di dekatnya. Mesipun demikian, perubahannya sangat kecil.
Bintang bergerak karena beberapa alasan. Yang pertama, bintang bergerak mengelilingi pusat galaksi. Dari Bumi, gerak ini tampak seperti gerak linier yang diproyeksikan di langit yang dikenal sebagai gerak diri. Selain itu, ada efek paralaks yang disebabkan oleh Bumi yang mengelilingi Matahari. Karena itu, dalam satu tahun kita bisa melihat bintang dari sudut yang agak berbeda-beda.
Gerak lainnya dari bintang digambarkan sebagai goyangan kecil pada lintasan bintang di langit. Goyangan ini berupa penyimpangan sangat kecil akibat gaya tarik planet di dekat bintang, dan inilah yang diukur pada perubahan kecepatan radial. Untuk memahami massa planet, para astronom mencari tahu besar penyimpangan yang terjadi. Untuk itu, perlu data gerak bintang pada lintasan dalam waktu yang panjang. Tujuannya untuk mengetahui gerak diri dan efek paralaks pada bintang.
Data gerak bintang diperoleh dari misi GAIA saat mengamati lebih dari 1 miliar bintang di Bima Sakti. Selama 22 bulan pengamatan, GAIA berhasil merekam gerak bintang Beta Pictoris sebanyak 30 kali. Data ini rupanya belum cukup. Karena itu, data tambahan dari satelit Hipparcos yang mengamati Beta Pictoris b pada tahun 1990 – 1993 juga digunakan.
Gabungan data Hipparcos dan GAIA dari pengamatan dua misi yang berbeda waktu 25 tahun menghasilkan data gerak diri Beta Pictoris dalam rentang yang cukup panjang. DAri sini massa planet Beta Pictoris b bisa diketahui yakni antara 11±3 massa Jupiter.
Sumber: ESA