Instrumen VISIR pada teleskop VLT milik ESO berhasil memotret Apep, sistem bintang bertiga yang juga cikal bakal ledakan sinar gamma durasi panjang.
Pusaran meliuk laksana ular yang dipotret oleh VISIR merupakan sistem bintang bertiga yang punya masa depan berbahaya dan penuh ledakan. Dalam sistem ini ada sistem bintang Wolf-Rayet yang merupakan salah satu sumber fenomena paling dasyat di alam semesta. Ledakan sinar gamma durasi panjang.
Sistem bintang bertiga dengan sepasang bintang ganda Wolf-Rayet dan satu bintang tunggal ini ditemukan pada Bima Sakti. Tentunya ini sangat menarik karena untuk pertama kalinya sistem seperti ini ditemukan di halaman kita sendiri. Bima Sakti, galaksi yang jadi rumah bagi Matahari dan planet-planetnya.
Sistem ini merupakan sarang bintang-bintang masif yang diselimuti oleh kincir debu. Para astronom memberi identitas 2XMM J160050.7-514245 untuk sistem ini. Tapi karena panjang, para astronom kemudian memberi julukan yang lebih mudah diingat. Apep, dewa Kejahatan yang jadi perwujudan kegelapan dan kekacauan berbentuk ular raksasa dalam mitologi Mesir kuno. Dalam mitologi itu, Ra, sang Dewa Matahari pun ingin berperang melawan Apep setiap malam. Karena itu, doa pemujaan diberikan untuk kemenangan Ra dan Matahari bisa kembali bersinar.
Sistem bintang bertiga baru tersebut diberi nama Apep karena memiliki bentuk meliuk mirip ular yang sedang membelit bintang pusatnya. Sebagai dewa yang bisa menimbulkan kekacauan, nama ini cocok dengan sifat sistem bintang bertiga ini.
Ledakan Sinar Gamma Durasi Panjang
Ledakan sinar gamma merupakan salah satu ledakan dasyat yang ada di alam semesta. Ledakan sinar gamma ini bisa berlangsung sangat cepat, hanya beberapa perseribu detik sampai beberapa jam. Dan selama ledakan, energi yang dilepaskan itu sama dengan energi yang dihasilkan Matahari selama seluruh hidupnya. Ledakan sinar gamma dikategorikan memiliki durasi panjang jika terjadi lebih dari dua detik. Dan para astronom menduga kalau ledakan sinar gamma durasi panjang disebabkan oleh ledakan supernova bintang Wolf-Rayet berotasi cepat.
Sebagian bintang masif berevolusi menjadi bintang Wolf-Rayet pada tahap akhir hidupnya. Tahapan sebagai bintang Wolf-Rayet termasuk singkat, hanya beberapa ratus ribu tahun. Setara degan kedipan mata kalau dalam skala waktu kosmologi. Selama menjadi bintang Wolf-Rayet, sejumlah besar materi dilontarkan dalam bentuk angin antar bintang yang sangat kuat. kecepatannya jutaan kilometer per jam. Angin bintang sistem Apep diketahui bergerak dengan kecepatan 12 juta km / jam!
Angin bintang pada sistem Apep ini menghasilkan gumpalan di sekitar sistem bintang bertiga yang terdiri dari sepasang bintang ganda Wolf-Rayet yang terikat gravitasinya dengan bintang tunggal. Pada citra yang diambil VISIR, hanya ada dua bintang yang tampak. Bintang yang berada di bawah pada kenyataannya merupakan sepasang bintang ganda Wolf-Rayet dekat. Kedua bintang WOlf-Rayet inilah yang menyebabkan terbentuknya bentuk mengular di sekeliling Apep. Bentuk tersebut dipahat oleh tabrakan angin bintang dari interaksi komponen pasangan bintang ganda Wolf-Rayet.
Jika dibandingkan dengan kecepatan angin bintang Apep yang luar biasa cepat, kincir debu yang ada di sekeliling justru berputar lambat hanya kurang dari 2 juta km / jam. Perbedaan yang besar ini diduga akibat salah satu komponen bintang ganda Wolf-Rayet melepaskan angin bintang dalam kecepatan yang cepat dan lambat pada arah yang berbeda-beda. Akibatnya, bintang mengalami rotasi kritis yakni bintang berputar sangat cepat sehingga hampir mengoyak dirinya sendiri.
Bintang Wolf-Rayet dengan rotasi sangat cepat inilah yang diduga menghasilkan ledakan sinar gamma durasi panjang saat inti bintang runtuh di akhir hidupnya.
Sumber: ESO