Musim dingin paling dingin di Bumi, maish belum bisa menyaingi dinginnya Mars. Tak percaya? Sekarang kita bisa mengetahui cuaca Mars dari prakiraan cuaca harian yang dilaporkan InSight.
Laporan cuaca harian itu bisa ditemukan di situs: https://mars.nasa.gov/insight/weather/. dalam laman tersebut masyarakat bisa melihat statistik temperatur, kecepatan angin, dan tekanan udara yang direkam InSight dari Dataran Elysium, Mars.
Cuaca Mars hari Minggu lalu di lokasi InSight masih seperti hari lainnya di akhir musim dingin di utara. Temperatur paling tinggi, -17º C dan suhu terendah di Dataran Elysium mencapai -95º C. Angin di Mars saat ini sedang bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan 16,9 m/detik. Laporan cuaca dari InSight ini direkam oleh sensor Auxiliary Payload Subsystem (APSS).
Di masa depan, InSight akan melaporkan laporan cuaca yang lebih baik dibanding misi Mars sebelumnya. Dalam tugasnya, InSight merekam data cuaca setiap dtik dan dikirimkan ke Bumi dalam bentuk data harian. Selama dua tahun ke depan, InSight akan terus mengirimkan laporan cuaca agar para astronom bisa memahami perubahan cuaca yang terjadi di Mars.
Piranti ini tentunya akan sangat membantu para ahli meteorologi, tapi di sisi lain masyarakat juga bisa memanfaatkannya untuk setidaknya merasakan seperti apa berada di Mars. Yang pasti, sangat dingin!
Pengumpulan data cuaca secara terus menerus juga akan membantu para ilmuwan untuk mendeteksi sumber derau yang memengaruhi pembacaan dalam seismometer maupun pada instrumen pengalir panas pada InSight. Kedua instrumen ini sangat dipengaruhi oleh perubahan temperatur. Seismic Experiment for Interior Structure (SEIS) adalah seismometer yang terpasang pada InSight dan sangat sensitif pada perubahan tekanan udara dan kecepatan angin, yang bisa menghasilkan gerakan tipuan untuk menutupi terjadinya gempa Mars.
APSS pada InSight akan menyaring derau dari lingkungan sekitar pada data seismik sehingga bisa diketahui kapan gempa Mars palsu terjadi. APSS yang dipasang di InSight terdiri dari sensor tekanan udara di dalam robot, dua pengukur temperatur udara dan sensor kecepatan angin yang ditempatkan di dek robot pendarat tersebut. Di bawah dek, terdapat magnetometer milik UCLA untuk mengukur perubahan medan magnetik lokal yang juga bisa memengaruhi SEIS. Ini adalah magnetometer pertama yang ditempatkan di permukaan planet lain.
InSight juga akan menyediakan data tambahan untuk melengkapi data pengukuran cuaca misi aktif lainnya di Mars, seperti Curiosity dan wahana pengorbit Mars. Yang menarik, sensor untuk mengukur temperatur dan angin merupakan hasil daur ulang dari onderdil yang digunakan untuk membuat Rover Environmental Monitoring Station (REMS) pada Curiosty. Kedua sensor yang diberi nama Temperature and Wind for InSight (TWINS) dibuat oleh Centro de Astrobiología, Spanyol, dan ditempatkan pada sisi timur dan barat dek InSight.
TWINS berfungsi untuk mendeteksi angin kencang yang bisa mengganggu sinyal seismik lemah. Akan tetapi, bersama kamera InSight, keduanya bisa mengukur seberapa banyak debu dan pasir yang sedang tertiup di sekitar InSight. Dengan cara ini bisa diketahui besarnya kecepatan angin yang dapat meniup debu ke angkasa dan menghasilkan badai debu.
APSS juga akan membantu tim peneliti untuk mempelajari angin yang dikenal sebagai setan debu, yang sering meninggalkan jejak berupa goresan pad apermukaan. Setan debu ini merupakan angin puyuh bertekanan rendah yang kelak bisa dideteksi oleh sensor tekanan udara saat berada dekat InSight. Yang pasti sensor ini jauh lebih sensitif dari instrumen yang dipasang pad aViking maupun Pathfinder. Dengan demikian, InSight bisa mendeteksi kedatangan angin puyuh debu dari jarak puluhan meter.
Dengan hadirnya prakiraan cuaca harian di Mars, kita bisa memahami sedikit lebih baik tentang apa yang terjadi di permukaan planet merah tersebut.
Sumber: NASA