Tim astronom dari Trinity College Dublin dan Universitas Helsinki menemukan bahwa Badai Matahari ternyata bisa mempercepat gerak partikel. Hal ini tampak pada data Low Frequency Array, LOFAR, maupun pada citra dari wahana milik NASA, NOAA dan ESA.
Matahari adalah bintang terdekat dari Bumi. Dan sama seperti bintang lainnya, Matahari juga bukan bintang yang tenang. Bintik Matahari yang jauh lebih besar dari Bumi sering tampak di permukaan dan menyimpan cadangan energi yang sangat besar. Pada area inilah ledakan besar yang dikenal sebagai badai matahari terjadi.
Badai Matahari adalah ledakan miliaran ton gas panas yang bergerak dengan kecepatan jutaan kilometer per jam. Penelitian pada badai Matahari ini dilakukan dengan data aktivitas Matahari 17 September 2017 yang berhasil direkam LOFAR.
Prakiraan Cuaca Antariksa
Dalam penelitian yang dipimpin oleh Dr. Diana Morosan dari Trinity College Dublin dan Universitas Helsinki, data yang digunakan sanagt detil memperlihatkan bagaimana badai Matahari bergerak menjauh dari Matahari, dan partikel mengalami percepatan sampai hampir mencapai kecepatan cahaya.
Hasil penelitian ini bisa membantuk kita di Bumi untuk membuat prakiraan cuaca antariksa yang lebih akurat ketika terjadi ledakan di matahari, dan terjadi lontaran partikel ke arah Bumi. Ketika lontaran partikel tersebut mencapai Bumi dan berinteraksi dengan medan magnetik Bumi, maka kita akan mengalami badai Matahari tersebut. Pada saat itu, pengamat di lintang tinggi bisa menikmati tarian cahaya. Tapi, badai Matahari bisa mengganggu sistem komunikasi dan navigasi.
Dengan kondisi masyarakat yang sangat bergantung dengan teknologi, badai Matahari akan menjadi masalah tersendiri.
Pada tahun 1859, badai Matahari raksasa berhasil teramati. Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa Carrington. Hanya dalam beberapa jam aurora bisa tampak bahkan sampai ke Italia dan Kuba. Bukan hanya aurora, sistem telegram di Eropa dan Amerika juga terganggu.
Pada tahun 2003, trafo di Afrika Selatan mengalami kerusakan, sedangkan pada tahun 2015, sistem ATC (air traffic control) di Swedia ditutup selama lebih dari satu jam akibat dari efek badai Matahari. Selain itu, lebih dari 50 satelit juga dilaporkan bermasalah. Baru-baru ini, komunikasi tanggap darurat terputus selama musim badai pada bulan September 2017 di Karibia.
Penelitian ini memperlihatkan kapan badai Matahari mempercepat gerak partikel yang terlontar dari Matahari.
Sumber: Universitas Helsinki