Berburu Letusan Gunung Api Besi di Asteroid Logam

Misi NASA ke asteroid Psyche akan mencari jejak erupsi di masa lalu dan bukti keberadaan ferrovolcanism (vulkanisme ferritik) juga bisa ditemukan dalam besi.

Ilustrasi asteroid logam. Kredit:Elena Hartley
Ilustrasi asteroid logam. Kredit:Elena Hartley

Pembentukan asteroid logam diduga dimulai dari gumpalan besi cair yang melayang di angkasa. Seolah belum cukup aneh, para ilmuwan kini menduga ketika logam mengalami pendinginan dan membeku, gunung berapi yang memuntahkan besi cair dapat meletus melalui kerak besi padat ke permukaan asteroid.

Skenario ini muncul dari penelitian yang dibuat oleh Francis Nimmo dan Jacob Abrahams dari UC Santa Cruz. Dalam penelitian yang diawali oleh ketertarikan Francis pada komposisi asteroid logam lewat analisis meteorit besi, Jacob membuat pemodelan pendinginan dan pembekuan asteroid. Ternyata, terjadi erupsi akibat kehadiran cairan di bawah kerak padat. Akibatnya cairan tersebut tentu akan mencari jalan keluar.

Asteroid logam muncul di awal sejarah Tata Surya ketika planet mulai terbentuk. Protoplanet atau planetesimal yang terlibat dalam tabrakan katastrofik bisa menyebabkan lapisan terluarnya lepas dan menyingkap keberadaan inti besi-cair. Di angkasa yang dingin, gumpalan logam cair ini akan dengan cepat mendingin dan menjadi padat.

Pada beberapa kasus terjadi kristalisasi dari inti ke luar sehingga tidak ada peristiwa vulkanisme. Tapi pada sebagian kasus lainnya, kristalisasi terjadi dari atas ke bawah sehingga terbentuk lapisan logam di permukaan, dengan logam cair di bawahnya.

Penampakan gunung api besi bergantung pada komposisi lelehan logamnya. Jika sebagian komposisi merupakan besi murni, erupsinya berupa aliran permukaan dengan viskositas rendah yang langsung menyebar seperti lembaran tipis. Tidak seperti lava kental dan tebal yang ada di Hawaii. Jika ada elemen ringan yang tercampur dipadukan dengn gas yang memuai dengan cepat, maka akan terjadi ledakan yang menyisakan lubang di permukaan.

Misi Psyche akan diluncurkan tahun 2022 dan mencapai asteroid tahun 2026. Tanda vulkanisme yang dicari adalah variasi warna atau komposisi materi permukaan dan keberadaan fitur berupa lubang vulkanik. Kerucut gunung api sepertinya akan sulit untuk ditemukan.

Tantangannya, asteroid logam mengalami pendinginan dengan cepat saat terbentuk dan waktu miliaran tahun tentunya akan membuat fitur yang terbentuk di permukaan pun berubah atau bahkan menghilang. Cara terbaik menemukan vulkanisme ferritik pada asteroid logam dengan mempelajari meteorit besi yang ada di Bumi. Jika ada materi hasil erupsi ke permukaan, maka materi itu akan cepat dingin dan tampak pada komposisi meteorit.

Sumber: UC Santa Cruz

Tinggalkan Balasan