Sekilas masa lalu dan masa depan bisa diperoleh dari pasangan muda eksoplanet dan bintang terang yang ditemukan oleh TESS.
Para peneliti dari Dartmouth College berhasil menemukan planet yang mengorbit bintang terang termuda. Usia bintang ini baru 45 juta tahun. Dengan dmeikian planet yang ditemukan pun baru terbentuk, dan para astronom bisa memperoleh informasi penting terkai pembentukan sisten planet.
Planet membutuhkan waktu jutaan sampai miliaran tahun untuk mencapai tahap dewasa. Karena kita tida bisa mengamati proses ini secara langsung dari waktu ke waktu, para astronom pun mencari planet di sekitar bintang muda. Tujuannya untuk mempelajari bagaimana planet terbentuk dan berevolusi. Termasuk mempelajari evolusi Tata Surya.
Planet yang baru ditemukan ini diberi nama DS Tuc Ab, dan dari segi usia masih masuk kategori planet pra-remaja. Meskipun planet ini sudah tidak lagi bertumbuh, akan tetapi, usianya yang masih muda menyebabkan planet ini masih mengalami perubahan seperti kehilangan gas di atmosfer sebagai akibat radiasi bintang.
DS Tuc Ab diketahui memiliki ukuran enam kali ukuran Bumi, atau di antara ukuran Neptunus dan Saturnus. Dari ukurannya, diduga komposisi penyusunnya juga mirip planet raksasa di Tata Surya. Jika demikian, planet ini bisa dikategorikan sebagai Planet Neptunus mini. Menariknya, DS Tuc Ab yang jaraknya 150 tahun cahaya ini berada dalam sistem bintang ganda dan mengorbit bintang induknya hanya dalam 8 hari.
DS Tuc Ab pertama kali diamati oleh TESS pada bulan November 2018 dan dikonfirmasi keberadaannya oleh tim Dartmouth dari data Teleskop Spitzer dan SALT. Misi TESS memang bertugas untuk mencari planet pada bintang-bintang dekat dengan metode transit.
Ketika baru terbentuk, planet jauh lebih besar. Planet kemudian mengalami perubahakn ukuran saat mereka mendingin dan kehilangan atmosfer. Karena planet DS Tuc Ab masih dalam masa pembentukan, tim peneliti berharap bisa mengalamati proses evaporasi yang terjadi. Jika proses evaporasi bisa teramati, para ilmuwan bisa memprediksi apa yang terjadi pada eksoplanet selama satu miliar tahun kemudian. Selain itu, para astronom juga bisa memperoleh pemahaman terkait proses lepasnya atmosfer dari planet dan bagaimana peristiwa ini mempengaruhi planet – planet yang lenij tuam termasuk Bumi.
Meskipun ukuran DS Tuc Ab bisa diketahui, massa keseluruhan belum bisa diketahui. Karena itu, belum bisa diketahui dengan pasti kerapatan dan komposisi planet. Akan tetapi, kita bisa mengetahui kecerlangan bintang. Dengan informasi ini, maka observasi lanjut di masa depan bisa memberi informasi massa dan komponen penyusun planet.
Sumber: Dartmouth