Satu Tahun Perburuan Eksoplanet oleh TESS

Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) telah menemukan 21 eksoplanet dan menangkap berbagai peristiwa menarik di langit selama tahun pertama misinya.

Ilustrasi Wahana TESS. Kredit: MIT
Ilustrasi Wahana TESS. Kredit: MIT

Setelah tahun pertama berakhir, TESS akan diarahkan untuk melakukan pencarian eksoplanet di langit utara untuk menyelesaikan seluruh survei langitnya. TESS memulai misinya untuk berburu planet pada bulan Juli 2018. Selain eksoplanet, TESS juga mengumpulkan data supernova, lubang hitm, dan berbagai fenomena yang masuk dalam medan pandangnya. Selain 21 planet yang sudah ditemukan, TESS juga berhasil mengidentifikasi 850 kandidat eksoplanet yang sedang mengantri untuk dikonfirmasi keberadaannya dengan teleskop landas Bumi.

Untuk menemukan eksoplanet, TESS dilengkapi 4 kamera untuk memantau bintang – bintang dekat dalam jarak 300 tahun cahaya dari Tata Surya. yang dicari adalah transit atau peredupan sesaat cahaya bintang ketika sebuah planet melintas di depan Bintang.

Tanggal 18 Juli 2019, survei langit bagian selatan selesai, dan TESS mengarahkan kameranya untuk berburu planet di langit utara sekaligus menangkap berbagai fenomena yang terjadi di area ini. Saat TESS selesai melakukan pengamatan pad atahun 2020, maka 3/4 langit sudah ber bisa dipetakan.

Sebelum TESS, ada Teleskop Kepler yang berhasil menemukan ribuan planet. Dari hasil tersebut, secara rerata, setiap bintang memiliki setidaknya memiliki satu planet yang mengorbitnya. TESS mengambil langkah selanjutnya. Jika planet ada dimana-mana, maka mari termukan planet pada bintang-bintang terang dekat, yang bisa diamati lebih lanjut dengan teleskop yang ada di Bumi.

Berikut adalah hasil pengamatan TESS selama satu tahun.

Eksoplanet

Untuk bisa dikategorikan sebagai kandidat eksoplanet, sebuah objek harus melakukan transit minimal 3 kali dalam pengamatan TESS. Setelah itu, kandidat planet harus melewati sejumlah pengujian untuk memastikan bahwa transit tersebut bukan dari peristiwa lainnya seperti gerhana oleh bintang pasangan. Jika objek tersebut sudah lulus sebagai kandidat eksoplanet, astronom akan melakukan konfirmasi lanjut dengan teleskop di Bumi.

Dalam pengamatannya, TESS menemukan lebih banyak yang ukurannya di antara Bumi dan Neptunus. Dengan kata lain, kandidat Bumi super dan Neptunus mini. Pengamatan eksoplanet yang beragam diharapkan bisa memberi pemahaman yang lebih baik terkait volusi Bumi dan planet-planet di Tata Surya.

Komet

Sebelum misi ilmiahnya dimulai, TESS berhasil memotret komet baru di Tata Surya. Selama masa uji instrumen di orbit, kaera TESS memotret serangkaian citra pergerakan kome C/2018 N1, yang ditemukan pada tanggal 29 Juni 2018 oleh Near-Earth Object Wide-field Infrared Survey Explorer (NEOWISE) milik NASA. TESS juga mengumpulkan data objek serupa yang berada di luar Tata Surya.

Eksokomet

Data dari misi TESS juga digunakan untuk mengidentifikasi transit oleh komet pad bintang lain, yakni Beta Pictoris yang berada 63 tahun cahaya dari Tata Surya. Astronom berhasil menemukan 3 komet yang sangat kecil untuk bisa dikategorikan sebagai planet. Selain itu, ketiga objek tersebut memiliki ekor layaknya komet. Identifikasi pertama untuk eksokomet dalam cahaya tampak.

Supernova

Karena TESS menghabiskan waktu hampir satu bulan mengamati lokasi yang sama, ia bisa mengumpulkan data peristiwa lainnya dari bintang. Di antaranya adalah supernova. TESS menjadi saksi supernova ketika bintang mulai meledak. Selama bulan pertama masa kerjanya, TESS berhasil menangkap 6 peristiwa supernova yang terjadi pada galaksi jauh yang kemudian ditemukan oleh teleskop di Bumi.

Para ilmuwan berharap bisa menggunakan pengamatan seperti ini untuk memahami asal usul ledakan bintang yang kita kenal sebagai Supernova Tipe Ia.

Supernova Tipe Ia terjadi pada sistem bintang yang komponen katai putihnya menarik gas dari bintang pasangan atau ketika dua buah bintang katai putih bergabung. Para astronom belum mengetahui kasus mana yang lebih umum, akan tetapi data TESS bisa memberi informasi dan pemahaman yang lebih baik terkait ledakan kosmis tersebut.

Supernova Tipe Ia merupakan objek yang dijadikan lilin penentu jarak. Artinya, para astronom mengetahui kecerlangan supernova dan menggunakan data kecerlangan itu untuk menghitung kecepatan ekspansi alam semesta. Data TESS akan membantu astronom untuk memahami perbedaan pada Supernova Tipe Ia yang terjadi pada saat bintang katai putih mentransfer massa dari bintang pasangan ataupun dari proses merger pasangan katai putih. Pemahaman ini diharapkan dapat membawa kita untuk memahami perjalanan alam semesta.

Sumber: NASA

Tinggalkan Balasan