Penelitian terbaru memperlihatkan bahwa air di permukaan Mars ketika planet ini masih muda berpotensi laik huni untuk kehidupan mikroba.
Saat ini, Bumi adalah satu-satunya lokasi yang diketahui memiliki kehidupan di Alam Semesta. Tahun ini, hadiah nobel juga diberikan pada para ilmuwan yang 25 tahun lalu membuktikan bahwa planet ternyata bukan hanya di Tata Surya, melainkan di bintang lain juga.
Kehidupan bisa kita temukan dalam berbagai bentuk, mulai dari manusia hingga mikro-organisme yang menghuni setiap sudut Bumi dan memengaruhi semua hal yang ada di Bumi. Mungkin kita masih butuh waktu lebih lama untuk menemukan kehidupan di luar Tata Surya. Akan tetapi, Tata Surya juga menawarkan beberapa lokasi dimana kehidupan mungkin bisa muncul.
Mars menjadi yang pertama dalam daftar. Planet ini termasuk dekat dengan Bumi dibanding Titan ataupun Europa yang mengorbit Saturnus dan Jupiter. Mars juga mudah diamati karena tidak memiliki atmosfer tebal seperti Venus, dan sampai saat ini sudah ada bukti bahwa tekanan dan temperatur Mars bisa mempertahankan air tetap cair. Kondisi air yang cair ini penting untuk kehidupan. Selain itu, ada bukti pengamatan terkait keberadaan delta sungai, dan pengukuran terbaru bahwa air pernah mengalir di Mars miliaran tahun lalu.
Para ilmuwan jadi semakin yakin bahwa miliaran tahun lalu, Mars memang laik huni. Apakah Mars memang pernah dihuni, atau masih bisa dihuni, masih menjadi perdebatan. Untuk membatasi pertanyaan yang muncul, para ilmuwan mencoba memelajati senyawa kimia air yang bisa menghasilkan mineral yang diamati saat ini, miliaran tahun lalu.
Salinitas (tingkat keasinan), pH (tingkat keasaman air), dan kondisi redoks (pengukuran perubahan kelimpakan gas seperti hidrogen dan oksigen). Hidrogen berpotensi meduksi lingkungan sedangkan oksigen merupakan pengoksidasi lingkungan. Dan kedua molekul inilah yang menyusun air.
Sebagai contoh, atmosfer Bumi masa kini sangat teroksigenasi atau mengandung oksigen yang sangat tinggi. Padahal hanya perlu menggali beberapa inci ke dasar pantai atau danau untuk menemukan lingkungan yang tereduksi.
Pengukuran Mars memperlihatkan kalau lingkungan purba planet ini menyimpan petunjuk terkait kondisi laik huni planet. Lebih spesifik lagi, pori-pori air dalam batuan sedimen yang tersimpan di dalam danau pada kawah Gale, memperlihatkan sedimen ini terbentuk saat air masih ada dengan pH hampir sama dengan pH lautan di Bumi sekarang.
Lautan di Bumi merupakan rumah bagi berbagai bentuk kehidupan. Kemungkinan yang sama juga berlaku di Mars. Lingkungan purba Mars merupakan lokasi yang mungkin bisa menjadi rumah bagi kehidupan kontemporer Bumi. Jawabannya belum kita dapatkan, karena jejak kehidupan di Mars juga masih sulit ditemukan.