Penelitian ini berhasil membuktikan teori yang dibangun lebih dari 40 tahun lalu tentang pembelokan cahaya di sekitar lubang hitam.
Tidak ada apapun yang bisa lepas dari gravitasi lubang hitam. Termasuk cahaya. Hal tersebut memang tepat untuk area yang luar biasa dekat dengan lubang hitam, atau area setelah horison peristiwa. Di sekeliling lubang hitam ada piringan materi yang berputar mengelilingi monster raksasa tersebut. Di area tersebut, cahaya bisa lolos. Dan ini juga alasan mengapa lubang hitam aktif bisa sangat terang dalam sinar-X.
Dalam penelitian terbaru, tidak semua cahaya yang dipancarkan dari piringan akresi di sekeliling lubang hitam bisa lolos dengan mudah. Sebagian cahaya harus menyerah pada monster raksasa itu, berbalik, dan akhirnya memantul dari piringan akresi, dan lolos.
Pengamatan cahaya pada area yang sangat dekat memerlihatkan bagaimana cahaya berjuang untuk lolos. Tapi sebelum lolos, cahaya itu ditarik kembali oleh lubang hitam seperti bumerang yang berbalik. Hal ini sudah diprediksi pada tahun 1970an tapi belum ada buktinya.
Penemuan terbaru ini diperoleh dari data misi Rossi X-ray Timing Explorer (RXTE) yang sudah berakhir tahun 2012. Misi ini mengamati lubang hitam yang berpasangan dengan bintang serupa Matahari. Pasangan ini dikenal sebagai XTE J1550-564. Lubang hitam ini memeroleh makanan dari bintang pasangannya dengan menarik materi untuk membentuk piringan akresi di sekitarnya. Dengan melihat sinar-X yang datang dari piringan akresi, sinar-X tampak bergerak spiral menuju lubang hitam. Tim ini menemukan jejak yang mengindikasi cahaya sudah mengalami pembelokkan ke piringan akresi dan kemudian dipantulkan.
Hasil ini sekaligus menjadi bukti tak langsung yang mengonfirmasi teori relativitas Einstein dan bisa digunakan untuk penentuan laju rotasi lubang hitam.
Sumber: Caltech