Misteri Panas di Atmosfer Saturnus

Pemetaan baru dari atmosfer teratas planet raksasa mengungkap mengapa lapisan tersebut panas.

Saturnus dalam potret Cassini tahun 2008. Kredit: NASA/JPL/ASI/University of Arizona/University of Leicester
Saturnus dalam potret Cassini tahun 2008. Kredit: NASA/JPL/ASI/University of Arizona/University of Leicester

Lapisan teratas atmosfer planet gas raksasa Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus, panas. Tapi, tidak seperti Bumi yang dekat Matahari, planet-planet ini justru berada jauh dari sumber panas tersebut. Karena itu, mengapa lapisan atmosfer teratas planet-planet tersebut panas masih jadi misteri. Dari mana sumber panas planet tersebut menjadi pertanyaan.

Analisis baru data dari wahana Cassini berhasil mengungkap penjelasan apa yang menjaga lapisan atmosfer teratas Saturnus dan juga planet gas lainnya tetap panas.

Jawabannya: Aurora di kutub utara dan selatan planet.

Arus listrik yang dipicu oleh interaksi antara angin matahari dan partikel bermuatan dari satelit Saturnus, memicu aurora dan memanaskan atmosfer atas. Seperti halnya aurora di Bumi yang juga jadi bahan pelajaran untuk memahami atmosfer Bumi.

Dengan membangun gambaran lengkap sirkulasi panas di atmosfer, para astronom bisa memahami aliran listrik di aurora bisa memanaskan lapisan teratas atmosfer Saturnus dan menggerakkan angin. Sistem angin global bisa mendistribusi energi yang awalnya tersimpan dekat kutub yang mengarah ke ekuator, memanaskannya sampai dua kali suhu pemanasan Matahari.

Data ini diperoleh Cassini saat akhir perjalanannya. Jadi sebelum Cassini terjun bebas ke Saturnus, selama 6 minggu, wahana ini mengamati bintang-bintang terang di rasi Orion dan Canis Mayor saat bintang-bintang ini melintas di balik Saturnus. Saat Cassini mengamati terbit tenggelamnya bintang, para astronom justru menganalisis perubahan cahaya bintang saat melewati atmosfer.

Pengukuran kerapatan atmosfer memberi informasi penting untuk mengetahui temperatur. Kerapatan atmosfer semakin renggang seiring semakin rendahnya ketinggian, dan laju penurunan ini bergantung pada temperatur. Yang ditemukan, temperatur justru mencapai puncak di dekat aurora. Dan ini mengindikasikan arus listrik aurora sebagai tersangka utama yang memanaskan lapisan atas atmosfer.

Dari data kerapatan dan temperatur, para astronom bisa menentukan kecepatan angin. Memahami atmosfer atas Saturnus merupakan kunci penting untuk memahami cahaya antariksa dan dampaknya pada planet lain di Tata Sura maupun eksoplanet.

Sumber: NASA

Tinggalkan Balasan