Rancangan Misi Eksplorasi Venus

Penemuan fosfin di atmosfer Venus merupakan terobosan penting. Di Bumi, fosfin diproduksi secara biologis dan jadi indikasi kehidupan. Sementara itu, untuk menghasilkan fosfin dari proses non biologis, butuh energi yang sangat besar.

Konsep robot penjelajah Venus. Kredit: NASA
Konsep robot penjelajah Venus. Kredit: NASA

Di planet lain seperti Jupiter, energi yang dibutuhkan tersedia untuk menghasilkan fosfin. Jadi memang tidak aneh menemukan fosfin di lapisan dalam atmosfer Jupiter. Tapi, di Venus yang tidak memiliki sumber energi kuat, kemunculan fosfin jelas mengejutkan.

Molekul fosfin ini mudah hancur oleh sinar ultraungu. Jadi supaya fosfin bisa tetap bertahan dan terdeteksi, maka harus ada produksi fosfin terus menerus. Apa yang membuat fosfin bisa diproduksi terus menerus inilah yang jadi pertanyaan para astronom. Apakah ini berasal dari proses biologi dari bentuk kehidupan sederhana yang berhasil menemukan ceruk untuk bertahan hidup di atmosfer Venus atau ada proses kimiawi lain yang belum ditemukan.

Untuk itu, selain pengamatan landas Bumi, diperlukan juga misi yang bisa mengamati dari dekat. Di sinilah Breakthrough Initatives (BI) yang diinisiasi oleh Yuri Milner, pengusaha teknologi, fisikawan, dan enture capital Rusia. Ia menggunakan sebagian kekayaannya untuk mendanai kegiatan BI yang diluncurkan tahun 2015 untuk menyelidiki kehidupan lain di Alam Semesta.

Dalam siaran pers di situs webnya, Breakthrough Initatives menjelaskan bahwa mereka bermaksud mendanai penelitian kehidupan di atmosfer Venus, dengan fokus pada penemuan fosfin sebagai tanda kehidupan. Tim tersebut akan dipimpin oleh Sara Seager dari MIT dan beranggotakan fisikawan, astronom, astrobiolog, ahli kimia, dan insinyur terbaik.

Eksplorasi Fosfin di Venus

Di Bumi, fosfin diproduksi oleh organisme atau oleh manusia dengan menggunakan sumber energi. Secara alami, mekanisme biologis yang tepat untuk menghasilkan fosfin masih belum diketahui. Tetapi mekanisme tersebut terkait dengan pemecahan bakteri pada bahan organik. Fosfin ditemukan di rawa-rawa dan usus hewan.

Penemuan fosfin bukan berarti kita bisa menyimpulkan ada kehidupan di Venus. Hanya saja kita
belum tahu cara lain apa pun itu bisa diproduksi di Venus. Penemuan fosfin memang jadi perkembangan menarik, tapi kita perlu tau bagimana fosfin bisa terbentuk. Untuk itu, perlu dilakukan eksplorasi supaya bisa mengonfirmasi apakah benar ada kehidupan di Venus. Dan ini harusnya jadi prioritas peradaban kita.

Untuk itu, BI akan menyelidiki bukti fosfin tersebut dan menganalisis tantangan teknis untuk eksplorasi bukti tersebut jika keberadaan fosfin bisa menjadi bukti yang meyakinkan tentang kehidupan.

Para astronom yang menemukan fosfin sangat berhati-hati dalam makalah mereka. Dalam kesimpulannya mereka menulis bahwa “Bahkan jika dikonfirmasi, kami menekankan bahwa deteksi PH3 bukanlah bukti kuat untuk kehidupan, hanya untuk anomali kimia yang belum bisa dijelaskan. Ada masalah substansial untuk gagasan kehidupan di awan Venus — lingkungannya sangat kering dan juga asam.”

Butuh data yang lebih banyak untuk mengambil kesimpulan. Dan data tersebut bisa jadi hanya bisa diperoleh dengan mengirim wantariksa untuk menjejalajah atmosfer Venus.

Venus memang agak diabaikan karena kondisinya yang memang cukup ekstrim. Mars, samudra di bawah kerak Europa dan Ceres, ataupun lautan metana di Titan lebih menyita perhatian. Namun ada beberapa rencana yang dirancang untuk menjelajahi Venus. Di antaranya ada konsep penjelajahan Venus dengan wantariksa tenaga angin.

Misi ke Venus

Salah satu proposal misi Venus yang dibuat NASA adalah misi VERITAS (Venus Emissivity, Radio Science, InSAR, Topography, and Spectroscopy). Rencananya misi ini akan diluncurkan tahun 2026 meski masih belum disetujui. VERITAS direncanakan akan mengeksplorasi permukaan Venus untuk memahami proses geologi dan sejarah planet ini.

Selain itu ada misi BREEZE (Bio-inspired Ray for Extreme Environments and Zonal Explorations). Misi ini memiliki konsep ikan pari dan dikembangkan oleh Laboratorium CRASH (Crashworthiness for Aerospace Structures and Hybrids) dari Universitas Buffalo.

BREEZE dibuat untuk bisa berubah bentuk meniru ikan pari yang mengepakkan sayapnya serta sirip dadanya. Ini diharapkan bisa menghasilkan gaya angka di atmosfer Venus.

BREEZE direncankan untuk menjelajahi atmosfer atas Venus dan mengelilingi planet tersebut setiap 4 hingga 6 hari dengan panel surya mengisi daya tiap 2-3 hari pada sisi siang planet. Dalam misinya, BREEZE akan mempelajari pola cuaca dan aktivitas gunung berapi. Selain itu BREEZE juga akan mengambil contoh atmosfer Venus.

Selain itu ada Black Swift Technologies yang enerima dana NASA pada tahun 2018 untuk mengembangkan kendaraan yang bisa dinavigasikan di atmosfer Venus sambil mengumpulkan data. Wantariksa ini direncanakan untuk memanfaatkan angin sebagai energi untuk terbang. Bahkan meski berada dalam kondisi angin kencang masih bisa mengambil sampel atmosfer.

Misi lain adalah DAVINCI (Deep Atmosphere Venus Investigation of Noble gases, Chemistry, and Imaging), wantariksa pendarat yang saat turun ke permukaan akan mengambil sampel atmosfer Venus. Dengan dmeikian, DAVINCI bisa mempelajari asal usul dan evolusi Venus, sekaligus juga mempelajari komposisi atmosfer dan interkasi permukaan.

Venus belum terlupakan. Venus Express milik ESA bbaru saja menyelesaikan misinya pada tahun 2014 setelah 9 tahun mengorbit dan pengorbit Akatsuki milik Jepang masih beroperasi setelah 10 tahun di Venus.

Rancangan misi lain dari ISRO dan Roscosmos ke Venus juga sudah dibuat. Satu-satunya masalah, rancangan dibuat sebelum fosfin ditemukan. Untuk menyelidiki fosfin secara khusus, sebuah misi baru dibutuhkan, meskipun salah satu wantariksa yang diusulkan mungkin masih berguna.

Yang pasti keingintahuan manusia akan membawa kita untuk mengeksplorasi Venus secepatnya dan menjadikan planet tetangga yang satu ini sebagai lokasi potensial untuk berburu kemungkinan kehidupan.


Sumber: Universe Today

Tinggalkan Balasan