Pembentukan Bintang Masif dari Keruntuhan Kosmis

Selama ini, pembentukan bintang diasumsikan terjadi dalam kondisi stabil, tetapi pengamatan Teleskop Green Bank NSF memperlihatkan sebaliknya: bintang masif terbentuk melalui keruntuhan cepat awan gas dan debu.

Teleskop Green Bank. Kredit: NSF/AUI/NSF GBO/J. Seymour

Penelitian yang dipimpin oleh Prof. Ke Wang dari Peking University menemukan bahwa sebagian besar “gumpalan masif gas dan debu tanpa bintang” (HMSC) tidak memiliki energi internal cukup untuk menahan gravitasi, menyebabkan terjadinya keruntuhan gravitasi yang sangat cepat. Dari 44 gumpalan yang diamati, 43 di antaranya berada dalam kondisi “sub-virial,” artinya mereka tidak cukup kuat untuk menahan diri dari keruntuhan gravitasi.

Penemuan ini menantang model turbulensi inti yang mengatakan bahwa awan gas harus stabil sebelum pembentukan bintang dimulai. Sebaliknya, bukti menunjukkan proses dinamis yang lebih kacau dan cepat. Prof. Wang menyatakan bahwa “Keruntuhan cepat ini mungkin menjelaskan mengapa pusat bintang masif pada tahap prabintang jarang teramati.”

Studi ini juga menunjukkan peran penting medan magnet, yang bertindak sebagai “kerangka tak terlihat” yang mencegah keruntuhan total. Namun, untuk menghentikan proses keruntuhan di HMSC, medan magnet yang sangat kuat dibutuhkan, sesuatu yang baru mulai dipahami oleh para astronom.

Data diperoleh melalui survei Radio Ammonia Mid-Plane Survey (RAMPS) di Teleskop Green Bank NSF, yang memfokuskan pengamatan pada 24º persegi bidang Galaksi. Survei memberikan informasi berharga tentang pembentukan bintang masif, struktur awan molekul, dan evolusi galaksi.

Penemuan ini penting karena bintang masif bertanggung jawab atas pembentukan unsur berat seperti besi dan kalsium, yang menyebar ke seluruh alam semesta saat bintang-bintang ini meledak menjadi supernova. Unsur-unsur ini kemudian menjadi bagian dari bintang baru, planet, dan segala sesuatu di antaranya, termasuk bahan kehidupan di Bumi.

Fengwei Xu, salah satu penulis penelitian, menyatakan bahwa penemuan seperti ini menunjukkan betapa kompleksnya alam semesta. Para peneliti berencana menggunakan teleskop beresolusi tinggi, seperti Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA), untuk mengonfirmasi temuan ini dan menyelidiki momen-momen awal pembentukan bintang masif. Mereka juga berencana mengukur medan magnet di dalam HMSC guna memahami lebih lanjut tentang peran medan magnet dalam mencegah keruntuhan gravitasi.

Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan penting tentang proses yang lebih kacau dan cepat dalam pembentukan bintang masif, yang pada akhirnya menantang model lama yang ada. Bintang masif bukan hanya pembentuk elemen-elemen penting di alam semesta, tetapi juga kunci untuk memahami evolusi galaksi kita dan alam semesta secara keseluruhan.

Tinggalkan Balasan