Medan Magnet, Bumbu Rahasia dalam Merger Galaksi

Para astronom kini menemukan “bumbu rahasia” yang diduga sangat penting dalam resep kelahiran bintang-bintang baru.

Galaksi Arp 220 yang dipotret Teleskop Hubble. Kredit: NASA/ESA/STScI/HST
Galaksi Arp 220 yang dipotret Teleskop Hubble. Kredit: NASA/ESA/STScI/HST

Seperti halnya penutup panci tekanan yang menahan panas dan tekanan agar makanan matang sempurna, medan magnet pada galaksi yang bergabung ternyata berperan penting untuk menyatukan gas dan debu, menciptakan kondisi ideal bagi pembentukan bintang.

Para astronom menemukan bumbu rahasia ini saat mengamati galaksi Arp 220, salah satu objek paling terang di luar Bimasakti dalam cahaya inframerah. Galaksi Arp 220 diyakini merupakan hasil penggabungan dua galaksi spiral yang kaya gas. Proses penggabungan ini memicu ledakan pembentukan bintang atau yang dikenal dengan istilah starburst atau ledakan bintang. Namun, dalam kondisi seperti ini, gas yang sangat banyak justru bisa menghambat pembentukan bintang jika tidak terjaga. Di sinilah peran medan magnet sebagai “pengikat” penting untuk mencegah gas menyebar terlalu cepat akibat panas yang dihasilkan oleh bintang-bintang muda.

Keberadaan medan magnet sebagai pengikat masih merupakaan dugaan. Tetapi dengan menggunakan Submillimeter Array (SMA) yang terletak di Maunakea, Hawaii, para astronom berhasil mengamati secara mendalam inti Arp 220. SMA yang terdiri dari delapan antena radio dan bekerja sama untuk mengamati galaksi Arp 220 dengan teknik interferometri, memungkinkan para peneliti mendapatkan gambaran yang jelas tentang distribusi gas dan debu dalam galaksi tersebut. Hasil pengamatan ini mengungkapkan adanya medan magnet yang berasosiasi dengan cakram gas dan debu yang membentang beberapa ratus tahun cahaya di dalam galaksi hasil penggabungan tersebut.

Untuk pertama kalinya para astronom menemukan bukti medan magnet di inti galaksi yang bergabung. Keberadaan medan magnet ini bagaikan penutup panci tekanan yang menahan gas dan debu tetap bersama, sehingga memungkinkan gravitasi untuk menarik materi ke dalam pusat galaksi dan memicu pembentukan bintang. Medan magnet juga berperan memperlambat rotasi gas di cakram, yang membuat gaya gravitasi dapat bekerja lebih efektif untuk mengumpulkan material sehingga terjadi starburst.

Selain itu, temuan ini juga membantu menjelaskan mengapa beberapa galaksi penggabungan dapat membentuk bintang dengan sangat efisien dibandingkan dengan galaksi biasa. Biasanya, ketika bintang-bintang muda mulai menyala, panas yang dihasilkan dapat menyebarkan gas dan menghambat proses pembentukan bintang lebih lanjut. Namun, dengan adanya medan magnet sebagai “pengikat”, gas tetap terjaga konsentrasinya dan pembentukan bintang dapat berlangsung lebih lama. Hal ini memberikan gambaran baru tentang bagaimana galaksi dapat mengubah gas menjadi bintang dengan kecepatan yang luar biasa.

Langkah selanjutnya bagi tim peneliti adalah mencari dan mengamati medan magnet di galaksi-galaksi lain yang serupa dengan Arp 220. Dengan data tambahan dan model yang lebih baik, maka kita bisa lebih memahami peran medan magnet dalam pembentukan bintang di galaksi yang bergabung. Temuan ini membuka jalan bagi pemahaman yang lebih mendalam tentang proses pembentukan bintang di alam semesta, sekaligus mengungkap rahasia di balik keefisienan galaksi dalam menghasilkan bintang-bintang baru.

Tinggalkan Balasan