Pencarian kehidupan di luar Bumi telah lama menjadi fokus utama dalam eksplorasi luar angkasa. Salah satu tempat yang paling menjanjikan adalah Enceladus.

Bulan Saturnus yang memiliki samudra bawah permukaan ini menyemburkan airnya ke luar angkasa melalui celah-celah es. Namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa menemukan tanda-tanda kehidupan di samudra alien seperti ini mungkin jauh lebih sulit dari yang diperkirakan sebelumnya.
Penelitian terbaru mengungkap kondisi dan dinamika di samudra Enceladus dapat menghambat bukti kehidupan untuk mencapai permukaan, tempat di mana wahana antariksa dapat mengambil sampelnya. Studi ini menunjukkan bahwa samudra Enceladus terbagi dalam lapisan-lapisan yang memperlambat pergerakan material dari dasar laut ke permukaan.
Jejak kimia, mikroba, dan bahan organik—indikator utama keberadaan kehidupan—berisiko mengalami degradasi atau perubahan saat berpindah melalui berbagai lapisan tersebut. Akibatnya, tanda-tanda kehidupan ini mungkin sudah tidak lagi dapat dikenali ketika akhirnya mencapai permukaan, meskipun kehidupan mungkin benar-benar berkembang di kedalaman samudra Enceladus.
Ini seperti upaya mendeteksi kehidupan di kedalaman samudra Bumi hanya dengan mengambil sampel air dari permukaan. Itulah tantangan yang dihadapi di Enceladus, ditambah dengan fakta bahwa para astronom belum sepenuhnya memahami apa dan bagaimana proses fisika yang bekerja di dalam samudranya.
Para astronom menemukan bahwa samudra Enceladus berperilaku seperti minyak dan air dalam satu wadah, dengan lapisan-lapisan yang sulit bercampur. Hambatan alami ini bisa menjebak partikel dan jejak kimia kehidupan di dasar samudra selama ratusan hingga ratusan ribu tahun. Sebelumnya, para ilmuwan beranggapan bahwa materi ini bisa mencapai permukaan hanya dalam beberapa bulan.
Penelitian ini menggunakan model komputasi seperti yang digunakan untuk mempelajari samudra di Bumi. Temuan ini memiliki implikasi penting bagi pencarian kehidupan di Tata Surya dan di luar angkasa. Dengan semakin banyaknya dunia asing diselimuti es yang ditemukan mengorbit planet-planet luar di Tata Surya maupun mengorbit bintang lain, maka ada kemungkinan samudra di dunia asing tersebut memiliki dinamika serupa yang dapat menyembunyikan bukti kehidupan di kedalaman samudra..
Di Enceladus, di mana air laut secara alami tersembur ke luar angkasa, perjalanan panjang dari dasar samudra ke permukaan bisa menghapus jejak-jejak penting yang menjadi kunci deteksi kehidupan. Dengan temuan ini, misi luar angkasa di masa depan perlu lebih berhati-hati dalam merancang strategi pengambilan sampel untuk memastikan bahwa tanda-tanda kehidupan tidak terlewatkan.
Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang tantangan besar dalam menemukan kehidupan di dunia samudra alien. Sementara harapan tetap ada, eksplorasi masa depan harus mempertimbangkan bahwa kehidupan mungkin berada di luar jangkauan metode deteksi yang selama ini digunakan. Samudra Enceladus mungkin menyimpan rahasia yang lebih dalam dari yang kita bayangkan.