Galaksi Gelap, Hantu Galaksi di Gugus Perseus

Di tengah kekosongan gelap di gugus galaksi Perseus, para astronom menemukan sesuatu yang nyaris tak terlihat, sebuah galaksi hantu yang disebut Candidate Dark Galaxy-2, atau CDG-2.

CDG-2, salah satu galaksi teredup yang pernah teramati. Kredit: Insti­tute for Astro- and Par­ti­cle Physics

Penemuan ini menandai tonggak penting dalam studi materi gelap dan pembentukan galaksi, karena CDG-2 merupakan galaksi pertama yang diidentifikasi bukan dari cahayanya, melainkan dari keberadaan gugus bola bintang purba yang mengelilinginya.

Gugus bola, kelompok bintang padat yang berusia miliaran tahun, biasanya mengorbit galaksi yang dapat diamati dengan jelas. Namun, dalam kasus ini, gugus-gugus bola tersebut mengelilingi area kosong—tanpa galaksi terang yang dapat dilihat. Anomali ini menarik perhatian tim internasional peneliti, yang menggunakan pendekatan statistik canggih untuk menyelidiki lebih lanjut.

Analisis statistik ini kemudian dikonfirmasi dengan data pengamatan dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dan misi Euclid milik ESA. Dalam pencitraan mendalam dari Euclid, akhirnya terdeteksi cahaya yang sangat redup, pancaran samar yang jadi bukti keberadaan CDG-2. Cahaya tersebut terlalu lemah untuk ditemukan dalam survei biasa, namun bisa tampak setelah pemrosesan data.

Yang membuat CDG-2 begitu unik bukan hanya cahayanya yang sangat redup, melainkan juga komposisi massanya yang ekstrem. Sekitar 99,99% dari galaksi ini diyakini terdiri dari materi gelap, materi misterius yang tidak memancarkan atau memantulkan cahaya, dan hanya dapat dideteksi melalui pengaruh gravitasinya. Materi gelap membentuk sekitar 85% dari seluruh massa alam semesta, dan galaksi seperti CDG-2 menunjukkan bahwa struktur kosmik bisa tumbuh bahkan tanpa banyak keterlibatan materi biasa.

Selain itu, sekitar 17% dari cahaya tampak CDG-2 berasal dari gugus-gugus bola bintang yang mengelilinginya, rasio yang belum pernah terlihat sebelumnya pada galaksi lain. Rasio tinggi ini menunjukkan bahwa bintang-bintang di dalam CDG-2 kemungkinan besar hanya terbentuk dalam kelompok padat, bukan menyebar sebagai populasi bintang umum seperti pada galaksi spiral atau elips.

Penemuan CDG-2 menjadi bukti bahwa galaksi dapat terbentuk di dalam halo materi gelap murni, di mana bintang terang hanya ditemukan dalam gugus galaksi tua nan padat. Ini sekaligus memperkuat teori bahwa galaksi samar seperti ini dapat menjadi bagian penting dalam memahami sejarah pembentukan galaksi dan struktur besar alam semesta.

Tinggalkan Balasan