Di tengah debu dan gas yang berputar di sekitar bintang-bintang muda, tanda-tanda kelahiran planet ternyata muncul jauh lebih awal dari yang selama ini diduga.

Penemuan ini datang dari hasil analisis ulang data radio astronomi dengan teknik pemrosesan baru yang mampu mengungkap detail tersembunyi dalam piringan protoplanet.
Piringan Protoplanet
Planet terbentuk dalam piringan gas dan debu suhu rendah yang mengelilingi protobintang—bintang yang masih dalam tahap awal pembentukan. Meskipun planet-planet ini belum dapat diamati secara langsung karena ukurannya yang kecil dan lokasinya yang jauh, gravitasi mereka dapat menciptakan pola khas seperti cincin atau spiral pada piringan gas dan debu di sekeliling bintang. Pola-pola inilah yang menjadi petunjuk tidak langsung bahwa proses pembentukan planet tengah berlangsung.
Namun, selama ini para astronom menghadapi tantangan besar: hanya sedikit piringan protoplanet yang cukup dekat dengan Bumi untuk bisa diamati dengan resolusi tinggi. Ini membuat waktu pasti dimulainya proses pembentukan planet sulit ditentukan.
Tim peneliti yang dipimpin oleh Ayumu Shoshi dari Universitas Kyushu dan Academia Sinica Institute of Astronomy and Astrophysics (ASIAA) mencoba pendekatan berbeda. Mereka kembali membuka arsip data dari teleskop radio ALMA (Atacama Large Millimeter/submillimeter Array) dan menerapkan teknik pemrosesan terbaru untuk meneliti kembali 78 piringan protoplanet di wilayah pembentukan bintang Ophiuchus, yang terletak sekitar 460 tahun cahaya dari Bumi.
Hasilnya mengejutkan. Lebih dari separuh gambar yang dihasilkan dalam studi ini memiliki resolusi tiga kali lebih baik dibandingkan citra sebelumnya. Dan di balik peningkatan ketajaman tersebut, muncul pola cincin dan spiral pada 27 piringan, 15 di antaranya belum pernah terdeteksi sebelumnya.
Dengan menggabungkan hasil ini dengan data dari wilayah pembentukan bintang lain, tim peneliti menemukan bahwa struktur khas piringan seperti cincin dan spiral cenderung muncul di piringan yang berukuran lebih besar dari 30 sa atau sekitar 4,5 miliar kilometer dan terjadi sangat awal, hanya beberapa ratus ribu tahun setelah bintang lahir. Itu berarti, planet-planet mulai tumbuh hampir bersamaan dengan bintang induknya yang masih bayi.
Dampak Masa Depan
Temuan ini mengubah cara pandang kita terhadap pembentukan tata surya dan dunia yang bisa dihuni. Sebelumnya, para ilmuwan percaya bahwa planet baru terbentuk setelah bintang selesai berkembang sepenuhnya. Tapi kini, bukti menunjukkan bahwa planet mulai terbentuk saat bintang masih mengumpulkan massanya dari awan antar bintang.
Dengan gas dan debu yang masih melimpah di tahap awal ini, kemungkinan besar proses pembentukan planet berlangsung lebih efisien, membuka kemungkinan bahwa dunia mirip Bumi bisa muncul lebih cepat dari yang diperkirakan. Penelitian ini sekaligus memberi petunjuk baru dalam pencarian dunia layak huni di sekitar bintang muda.
Langkah selanjutnya adalah memperluas studi ke wilayah pembentukan bintang lainnya, dan menggabungkan data dari teleskop masa depan seperti teleskop ruang angkasa JWST. Dengan pemahaman baru ini, para astronom semakin dekat dalam menjawab salah satu pertanyaan paling mendasar: kapan dan bagaimana planet, termasuk Bumi, sebenarnya terbentuk?