Area Pinggiran Galaksi Spiral, Rumah Bagi Lubang Hitam

Hasil penelitian Rochester Institute of Technology memberi bukti tambahan bahwa pinggiran galaksi spiral adalah rumah untuk lubang hitam masif.

Cassiopeia A, puing-puing supernova termuda di Bima Sakti. Kredit: NASA/CXC/MIT/UMass Amherst/M.D.Stage et al.
Cassiopeia A, puing-puing supernova termuda di Bima Sakti. Kredit: NASA/CXC/MIT/UMass Amherst/M.D.Stage et al.

Daerah yang terabaikan ini merupakan lokasi baru sumber gelombang gravitasi yang tercipta saat benda-benda masif di area ini bertabrakan. Penelitian ini seperti menelusuri kembali masa lalu lubang hitam lewat analisis supernova yang intinya sedang mengalami keruntuhan. Bintang masif yang lambat meluruh ini menghasilkan sinyal terang dalam spektrum elektromagnetik sebelum evolusinya berakhir sebagai lubang hitam.

Dengan menggunakan data survei galaksi dekat dari Lick Observatory Supernova Search, para astronom melakukan perbandingan laju supernova di bagian terluar galaksi spiral yang memiliki satelit galaksi / galaksi katai. Mereka menemukan dalam satu milenium terjadi dua kali keruntuhan inti yang memicu terjadinya supernova.

Kelimpahan unsur berat yang rendah pada galaksi katai menjadi keuntungan tersendiri bagi lubang hitam masif untuk membentuk pasangan lubang hitam ganda. Kondisi yang sama juga terjadi pada pinggiran galaksi spiral. Dengan demikian, area baru ini bisa menjadi area perburuan tabrakan lubang hitam.

Jika supernova dengan keruntuhan inti adalah pendahulu lubang hitam ganda yang dideteksi LIGO (Laser Interferometer Gravitational-wave Observatory), maka para astronom ini punya metode khusus untuk mengidentifikasi galaksi tuan rumah yang jadi tuan rumah gelombang gravitasi. Karena lubang hitam tersebut memiliki pasangan elektromagnetik pada tahap awal kehidupannya, maka kita bisa menentukan lokasi awal datangnya gelombang gravitasi.

Dengan demikian, area pinggiran galaksi spiral bisa ikut berkontribusi dalam deteksi LIGO. Bintang yang terbentuk di daerah ini memiliki laju sebanding dengan galaksi katai dan kandungan elemen beratnya juga rendah. Karena itu, terciptalah area yang kondusif untuk rumah lubang hitam masif.

Sumber: Rochester Institute of Technology

Tinggalkan Balasan