Matahari bukanlah tipe bintang paling berlimpah di Bima Sakti. Juaranya adalah Bintang Katai Merah yang lebih kecil dan lebih dingin dibanding Matahari.
Faktanya, bintang katai merah juga memiliki planet. Dengan demikian, populasi planet di Bima Sakti sangatlah besar dan padat. Diduga jumlahnya bisa mencapai puluhan miliar planet.
Survei yang dilakukan Teleskop Kepler dan teleskop yang ada di Bumi maupun di angkasa memperlihatkan kalau keberadaan planet batuan pada bintang katai merah termasuk umum. Sebagian planet batuan itu juga ditemukan pada daerah laik huni bintang yang temperaturnya cukup hangat untuk memiliki lautan.
Dengan demikian, kehidupan bisa bertumbuh pada planet seperti ini. Itu kabar baiknya.
Kabar buruknya, sebagian besar planet batuan yang ditemukan pada katai merah diperkirakan tidak akan dapat memiliki air dan materi organik.
Bumi, planet kita ini pada awalnya merupakan planet keriang yang dibombardir materi es selama jutaan tahun oleh komet da asteroid. Dengan cara inilah Bumi diduga memeroleh airnya.
Jika tumbuh kembang kehidupan di planet lain juga sama dengan Bumi, maka ada kemungkinan kehidupan itu sulit terbentuk pada planet di bintang katai merah.
Para astronom yang melakukan pengamatan dengan Teleskop Hubble dan Very Large Telescope milik ESO menemukan erosi gas dan debu pada piringan yang mengelilingi bintang katai merah AU Microscopii (AU Mic). Piringan ini diekskavasi oleh gumpalan materi yang bergerak cepat dan bertindak seperti bajak salju yang mendorong materi yang diduga mengandung air dan volatil keluar dari sistem.
Apa yang terjadi masih misteri. Akan tetapi, para astronom menduga kalau gelembung materi itu merupakan lontaran massa yang sangat besar dari bintang. Aktivitas energetik seperti ini memang umum terjadi di bintang katai merah yang masih muda.
Jika piringan di sekitar AU Mic terus menghilang dengan laju seperti sekarang, maka dalam 1,5 juta tahun tidak ada lagi yang tersisa. Benda-benda kecil seperti komet dan asteroid juga akan tersapu dalam waktu singkat. Planet masih terlalu masif untuk bisa tersingkir oleh lontaran materi tersebut. Akan tetapi, tanpa asteroid dan komet, planet akan berakhir menjadi planet kering kerontang tanpa kehidupan.
Sumber: HubbleSite