Kelimpahan Lithium pada Bintang Kuno

Para peneliti dari Instituto de Astrofísica de Canarias, Spanyol dan Universita Cambridge, UK, berhasil mendeteksi lithium (Li) pada bintang kuno J0023+0307.

Spektrum bintang minim logam dari bintang J0023+0307, dan J1029+1729. Kredit:  Aguado et al., 2018
Spektrum bintang minim logam dari bintang J0023+0307, dan J1029+1729. Kredit: Aguado et al., 2018

J0023+0307 merupakan bintang yang sangat miskin logam dan berada sekitar 9450 tahun cahaya pada halo galaksi.

Studi pada bintang-bintang kuno yang ada di Bima Sakti memungkinkan kita untuk mengetahui kondisi awal Galaksi, baik dari komposisi kimianya, maupun sejarah pembentukannya. Bintang-bintang yang miskin logam merupakan pembawa pesan yang tak ternilai dari masa awal pembentukan galaksi. Informasi ini juga yang jadi kunci penting untuk memahami pembentukan lithium di masa awal serta proses yang bertanggung jawab atas runtuhnya plato lithium ( tipe kelimpahan lithium pada bintang miskin logam yang terkait kelimpahan lithium primordial). Semua bintang yang memiliki logam rendah dan kelimpahan lithium rendah di bawah A(Li)~2.2 diduga dipengaruhi oleh kehancuran lithium pada bintang.

Resonansi reaksi nuklir yang baru atau yang tidak terukur dengan baik bisa memengaruhi produksi lithium, seperti yang diprediksi oleh Standard Big Bang Nucleosynthesis (SBBN) atau nukleosintesis dentuman besar standar. Proses injeksi neutron ke plasma primordial pada temperatur yang tepat akan memengaruhi kelimpahan lithium kuno. Selain itu, konstanta dasar yang bervariasi dengan waktu menjadi penyebab lithium yang rendah. Pengamatan lithium pada bintang dengan logam rendah sangat penting untuk memahami proses penipisan lithium pada bintang.

Bintang generasi pertama ataupun kedua merupakan objek yang sangat langka. Hanya beberapa yang sudah ditemukan. Kurangnya logam dalam gas yng tersedia di mini-halo di mana bintang generasi pertama terbentuk, membatasi pendinginan radiasi, meningkatkan massa Jeans dan menggeser fungsi massa awal ke massa yang lebih besar, ke level di mana tidak ada lagi bintang massa rendah yang terbentuk pada generasi pertama.

Konsep ini menemui tantangannya dalam beberapa tahun terakhir dengan ditemukannya bintang massa rendah yang kelimpahan logam, karbon dan nitrogennya minim. Dengan kondisi ini, bisa disimpulkan bahwa bintang massa rendah bisa terbentuk pada kondisi minim logam.

Setahun lalu, para astronom menemukan bintang J0023+0307 yang dikenal sebagai bintang miskin logam. Besi di dalam bintang ini, jutaan kali lebih sedikit daripada yang ada di Matahari. J0023+0307 juga mengandung sedikit karbon, elemen penting dalam pembentukkan bintang massa rendah.

Sumber: Isaac Newton Group of Telescopes

Tinggalkan Balasan